Mohon tunggu...
Moh. Rama Ilhami
Moh. Rama Ilhami Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Benih masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengulik | Makna Bulan Ramadhan

2 April 2022   16:16 Diperbarui: 2 April 2022   16:19 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Sudah sepantasnya kita umat muslim untuk menjalankan aktivitas ibadah, kapanpun dan dimanapun bisa jadi bernilai ibadah untuk kita umat muslim, salah satu ibadah yang wajib kita laksanakan adalah berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Dalam KBBI disebutkan bahwa Ra-Ma-Dan yaitu bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam diwajibkan untuk berpuasa, disini ada filosofis kata "wajib" didalamnya, secara istilah pun makna puasa adalah ibadah kepada Allah ta'ala yang disertai niat dengan menahan diri dari yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat tertentu.

            Dasar hukum melaksanakan ibadah puasa adalah pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". Tujuan utama bulan Ramadhan yaitu disebutkan dalam ayat tersebut yaitu agar menjadi orang atau manusia yang bertakwa kepada Allah , rincian dalam pemaknaan bisa lebih spesifik lagi untuk mengulik makna dari bulan Ramadhan.

            Ibnu Mandzur (630-711 H.) Seorang ahli bahasa Arab menjelaskan bahwa Ramadhan berasal dari kata al ramadh yang artinya panas batu akibat sengatan sinar matahari. Ada juga yang mengatakan, Ramadhan diambil dari akar kata ramidha yang berarti keringnya mulut orang yang berpuasa akibat haus dan dahaga. Menurut pandangan bahasa tersebut, tak lain adalah simbol dari sengatan sinar matahari yang bisa 'memengaruhi' dan 'memanaskan' batu sering menjadi simbol Al-Qur'an saat menyorot kerasnya hati seorang hati manusia. Hati yang tidak memiliki ruh petunjuk dan kepekaan terhadap orang lain, sering diumpamakan sebagai 'hati batu'. Tidak punya sense dan kepekaan apa-apa, selain kaku dan membisu. Sekalipun hati seorang hati seorang seperti batu, Ramadhan sanggup membuatnya panas dan terpengaruh. Seorang yang berhati kaku dan kurang peka terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya bisa berubah seketika jika ia mau menerima ajaran selama bulan Ramadhan. Saat 'sang batu' mulai panas tentunya ia tidak lagi diam membisu tapi berubah menjadi daya kekuatan yang hidup dan dinamis, batu yang beku dan diam bisa jadi berguna karena kekuatan panas yang dimilikinya. Sengatan panas bisa menghasilkan gerak dan kekuatan dorong yang luar biasa, inilah saat sang batu bisa berfungsi untuk mendidihkan air hingga mendorong benda-benda seperti kereta api atau kendaraan lainnnya.

            Demikian perumpamaan bagi hidup yang berkah. Hidup yang hampa menjadi penuh makna. Ramadhan bisa menggerakkan hati kita untuk segera menuai keberkahan hidup melalui ajaran-ajaran yang disampaikannya. Ramadhan dengan berbagai ajarannya hendak mengubah hati yang lesu menjadi kuat, yang padam menjadi terang, yang bisu menjadi bicara, hati yang keras menjadi mudah luluh atau meleleh, dan hati yang loyo menjadi segar berbinar. 

Demikian tulisan ini dibuat, semoga bermanfaat.

Billahi Fii Sabilil Haq. Fastabiqul Khoirot. 

Wallahu a'lam.

DAFTAR PUSTAKA:

Yusuf Burhanuddin | Misteri Bulan Ramadhan, Jakarta: QultumMedia, 2006.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun