Mohon tunggu...
MOH. MAULANA A.P
MOH. MAULANA A.P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

DPL : EDY HARIYADI, S.S.,M.Si KKN BTV-3 UNEJ yang dilaksanakan di Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendampingan Usaha Kerupuk di Kelurahan Pengantigan Terdampak Covid-19

26 Agustus 2021   16:22 Diperbarui: 26 Agustus 2021   16:45 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PROFIL SINGKAT POTENSI DESA

 Pengantigan adalah sebuah Kelurahan padat penduduk yang terletak di wilayah Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Kelurahan Pengantigan sangat dekat dengan Pasar Kota seperti Pasar Blambangan dan Pasar Banyuwangi. Kelurahan Pengantigan juga sangat dekat dengan Pusat Kota. Ini menjadikan Kelurahan Pengantigan sebagai lokasi yang strategis untuk para pelaku usaha karena berada di dekat pasar yang dapat memudahkan mencari bahan baku dan memudahkan akses transportasi untuk pendistribusian produk ke daerah-daerah lain karena berada di dekat pusat kota yang memiliki akses jalan utama.

Di Kelurahan Pengantigan terdapat sungai yang diberi nama Kalilo. Sungai ini membelah Kota Banyuwangi dan dulu pernah dijadikan sebagai sarana angkutan perdagangan hasil bumi. Daerah-daerah yang di aliri aliran sungai Kalilo dimanfaatkan oleh petani, pengusaha-pengusaha ;kecambah, tahu, dan tempe. Penduduk Kelurahan Pengantigan bermata pencaharian di berbagai bidang kehidupan. Akan tetapi Kelurahan Pengantigan dikenal sebagai sentra industri tahu dan tempe. Salah satu industri selain industri tahu dan tempe yang ada di Kelurahan Pengantigan adalah industri kerupuk. Hanya ada beberapa usaha pembuatan kerupuk di Kelurahan Pengantigan, dan ini dapat dijadikan peluang bisnis dikarenakan sedikitnya pesaing dalam jenis produk serupa.

Gambar 1. Usaha Tahu dan Tempe (dokpri)
Gambar 1. Usaha Tahu dan Tempe (dokpri)
Gambar 2. Usaha Yang Didampingi (dokpri)
Gambar 2. Usaha Yang Didampingi (dokpri)
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Banyak sektor di berbagai bidang kehidupan terdampak akibat pandemi Covid-19, salah satunya dalam bidang perekonomian. Berbagai kalangan masyarkat terdampak oleh pandemi Covid-19, termasuk para pelaku UMKM (Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah). Salah satunya pelaku usaha di Kelurahan Pengantigan yang bergerak dalam pebuatan kerupuk. Sebelum Virus Covid-19 mewabah, usaha ini menjual produknya berdasarkan permintaan, di pasar-pasar, dan di sekitaran tempat tinggal. 

Selama masa Pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020, pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Beskala Besar) mulai diterapkan, ditambah sejak pertengahan tahun 2021 dengan adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat) membuat usaha ini mengalami penurunan omset yang sangat drastis. Karena selama PSBB dan PPKM akibat Covid-19 angka permintaan dan penjualan menjadi tidak stabil.

Melihat permasalahan tersebut, maka saya Moh Maulana Arsad Priyadi sebagai Mahasiswa dari Universitas Jember  yang saat ini sedang melaksanakan program kuliah KKN Back to Village di Kelurahan Pengantigan Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi tertarik untuk mengangkat tema Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Tujuannya adalah untuk membantu pelaku usaha pembuatan kerupuk di Kelurahan Pengantigan agar dapat membuat pasar baru dengan memanfaatkan teknologi dan informasi untuk Digital Marketing serta membantu menginovasi produk agar sesuai dengan permintaan pasar yang baru.

PROGRAM KERJA KKN BACK TO VILLAGE

Kegiatan pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat dilakukan secara mandiri oleh Mahasiswa, dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata Back to Village 3. KKN Back to Village dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus 2021 s.d 9 September 2021 di Kelurahan Pengantigan Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi. Dengan tema Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19, saya mendampingi salah satu pelaku usaha pembuatan kerupuk. 

Metode pelaksanaan program kerja yang digunakan oleh saya untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan cara melakukan pembimbingan dan pelatihan khususnya untuk membuat peluang pasar baru dengan memanfaatkan teknologi dan informasi untuk Digital Marketing. Dalam pemanfaatan Teknologi dan Informasi khususnya dalam Digital Marketing, saya memanfaatkan market place seperti Shopee dan media sosial seperti Instagram, dan Facebook untuk memperluas pasar. Sehingga konsumen yang didapat tidak hanya disekitaran Kelurahan Pengantigan atau Kabupaten Banyuwangi.

Karena usaha ini baru berdiri sejak 2 tahun yang lalu dan hanya dipasarkan di dalam kota, hingga saat ini pemilik usaha tidak membuat label untuk kemasan atau produknya. Untuk menambah minat konsumen, saya juga memberikan pembimbingan dan pelatihan tentang pentinganya label kemasan. Karena label adalah sebuah bentuk dari bagian dari produk yang berisikan keterangan baik pada gambar dan memiliki fungsi untuk menjadi sebuah sumber informasi produk bagi calon konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun