UIT Lirboyo Kediri di desa Bedali Ngancar Kediri mendapatkan kunjungan spesial dari warga Bedali yaitu Bapak Huda. Dalam keseharian selain beliau sebagai guru PJOK MI Tarbiyatul Athfal Bedali, owner farm breeding kambing PUTRA HAFIDZ, serta mengelola TPA yang diselenggarakan sore di musholla serta ruang depan rumahnya.
Selasa 3o Juli 2024 jam 08.30 WIB, posko kelompok 17 KKNAwalnya kami bertemu dalam liga sepakbola U-40 di desa Besuk Gurah Kediri. Kemudian sering sparring dan akhirnya semakin intens dengan adanya KKN di Bedali. Yang lebih mengejutkan ternyata, menurut Pak Huda, mayoritas guru MI Tarbiyatul Athfal Bedali alumni Tribakti termasuk beliau sendiri.
"Dulu saya sebenarnya tidak mau kuliah, tahun 2010 setelah lulus MA kerja di kawasan Ngronggo. Dengan gaji bersih diatas UMR pada waktu itu, tentu bagi saya lebih untung kerja daripada kuliah," demikian awal ceritanya.
"Akan tetapi bapak rupanya tidak mengharapkan anaknya sukses di bidang lain. Beliau tidak mempermasalahkan saya jadi apa, yang penting kuliah atau menuntut ilmu. Pada tahun itu juga akhirnya dengan sedikit paksaan saya masuk Tribakti yang ada di Ringinrejo. Sampai kemudian di pindah ke kampus utama karena ada peraturan tidak boleh jarak jauh."
Yang memberikan kesan mendalam selama kuliah khususnya KKN adalah, Gus Reza (Rektor UIT Lirboyo Tribakti sekarang) pernah mengunjungi posko kami di Semampir. Pertama jam 5 pagi, kedua jam 1 dinihari sampai jam 3 menjelang subuh. Kami merasa termotivasi akan arahan beliau. Kemudian pesan Kyai Turmudzi yang menyatakan bahwa kuliah di Tribakti penuh keberkahan masyayikh Lirboyo. Tidak usah khawatir jadi apapun, nanti pasti jadi dan bermanfaat di masyarakat. Buktinya ya saya ini, meskipun mahasiswa yang dulu niat hatinya setengah, malah jadi guru dan ditokohkan oleh masyarakat. Saya tidak bisa membayangkan kalau sudah santri, tekun ngaji, dan kuliah, mesti lebih sukses daripada saya."
Namun kembali lagi bahwa peran Bapak dalam hal ini juga penting. Selaku tokoh agama di Bedali dan perintis MI Tarbiyatul Athfal, Bapak selalu mendorong saya untuk berada di masjid dan sekolah. Tidak keluar dari dua hal itu. Rumah pun kalau bisa tidak hanya sebagai tempat tidur dan keluarga, namun juga memberikan manfaat bagi masyarakat. Tidak mengherankan kemudian teras, ruang depan, digunakan anak-anak untuk TPA dan kegiatan lain."
Menariknya kemudian menurut Pak Huda adalah, MI Tarbiyatul Athfal pernah ditawari oleh kemenag Kediri untuk dijadikan negeri sampai empat kali. Hal ini menunjukkan kualitas lembaga tersebut ditengah persaingan yang hebat. Bahkan kepala SD Negeri di Bedali pernah suatu ketika meminta resep bagaimana cara mendapatkan siswa dalam jumlah banyak seperti yang dilakukan pengelola MI Tarbiyatul Athfal.
"Intinya kita memang harus menghadirkan program yang baik dan perhatian pada siswa. Untuk rombel tiap kelas rata-rata empat puluh dan itu dibagi menjadi dua. Dan MI kami sudah dikenal masyarakat luas di luar Bedali."
Dalam kesempatan tersebut, Pak Huda menjelaskan bila, masyarakat Bedali memang majemuk, akan tetapi semua saling menghormati. Yang paling kencang potensinya memang ekonomi berbasis pertanian. Rata-rata pemuda sini kegiatan ya di ladang dan kandang. Karena keduanya saling berkaitan. Untuk potensi pendidikan sudah merangkak lebih baik dengan adanya beberapa YPI, dan masalah keagamaan juga mengarah kepada hal yang lebih baik.
Pak Huda juga berharap bahwa KKN ini tidak hanya sebatas dua atau tiga tahun. Namun berkelanjutan dan Desa Bedali menjadi mitra dari UIT Lirboyo Kediri. Karena mereka sudah merasakan keberkahan dari kuliah yang ada di Tribakti. Hal ini tentu memacu dan memicu kita untuk semakin lebih konsen dalam mengemas pengabdian pada masyarakat, serta memberikan bentuk pengabdian yang semakin sinergi dengan berbagai pihak untuk menghadirkan dan pengejawantahan khairunnas anfauhum linnas. Semoga.