Pelatihan PKM dengan tema Upgrading Metode PAR DPL KKN untuk Peningkatan Mutu Kualitas Pengabdian Masyarakat. Â Dimana kegiatan ini dilakukan Sabtu-Minggu, 6-7 Juli 2024. Pada hari Sabtu, pelatihan dibuka dengan beberapa sambutan.Â
LP3M Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri melakukan kegiatanAntara lain Dr. Zaenal Arifin, M.Pd.I selaku Kepala LP3M UIT Tribakti Lirboyo Kediri menyatakan, pelatihan ini penting untuk meningkatkan kualitas metodologi pengabdian, peningkatan output KKN dan outcome dalam bentuk artikel PKM serta proposal PKM yang siap submit dilitapdimas. Sehingga varian dari luaran KKN menjadi lebih luas dan bisa terserap di beberapa tempat. Â
Dr. H. Badrus, M.Pd menyatakan, PAR berbasis ide-ide yang dimiliki DPL maupun mahasiswa peserta KKN bertujuan untuk mengembangkan lokasi KKN. Sehingga KKN mampu melahirkan produk faktual yang bisa dinikmati masyarakat di bidang ekonomi, pendidikan,agama. Produk ilmiah juga perlu dibuat oleh DPL sehingga muncul outcome yang menggembirakan. Dimana pondasi utama KKN adalah riset, kebutuhan, dan pemberdayaan.Â
Dengan riset yang baik maka program KKN menjadi tepat guna dan menjadikan kampus memiliki tempat di hati masyarakat. Berbasis Kebutuhan membuat program KKN mengakar kuat dalam masyarakat. Berbasis pemberdayaan menjadikan KKN sebagai pemicu dan pemacu perubahan di masyarakat.
Pada sesi I pelatihan dengan fokus bedah buku pedoman KKN dimana Dr. Zaenal Arifin, M.Pd.I menjadi fasilitator menyampaikan, kata kunci memahami dan menyeragamkan persepsi terkait program KKN adalah Pemetaan, Pengembangan, dan Potensi, yang sesuai dengan tema KKN. Key Words tersebut didukung kemampuan dan basis akademis core keilmuan UIT Lirboyo Kediri yakni  agama, pendidikan, dan ekonomi. Sehingga setiap kelompok KKN boleh memilih salah satu dari ketiganya untuk dijadikan program kerja yang berkelanjutan.Â
Penentuan program kerja utama menjadi penting ditengah padatnya kegiatan KKN dengan beberapa hal selama di lokasi. Tatib KKN yang mengarah pada akhlak pesantren perlu dipertimbangkan mengingat UIT Lirboyo Kediri merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pesantren Lirboyo. Sehingga, program KKN tahun ini akan terukur dan menghasilkan rekomendasi yang membangun bagi masyarakat tempat dimana lokasi KKN dilakukan.
Sesi II pelatihan dengan fokus strategi meningkatkan keaktifan mahasiswa KKN yang difasilitatori oleh Dr. Moh. Irmawan Jauhari, M.Pd.I menyatakan bila, DPL sebagai aktor intelektual setidaknya membekali diri dengan 5M. Mampu, secara metodologis dan keilmuan pendukung seperti sosiologi, antropologi, dan komunikasi. Mau, dalam arti sesibuk apapun mau direpoti mahasiswa KKN.Â
Mengarahkan, yang berarti mahasiswa diarahkan menentukan program kerja berdasarkan kegiatan dan tupoksi di tiap kelompok. Membina, dalam maksud bahwa mahasiswa UIT Lirboyo tidak boleh lepas dari core pesantren yang berakhlakul karimah. Membahagiakan, dalam artian DPL UIT Lirboyo harus memancarkan kebahagiaan dan spirit kebaikan agar para peserta KKN melaksanakan KKN dengan bahagia, baik, dan mendapatkan keberkahan dari kegiatan yang dilakukan.
Di akhir acara Syafik Ubaidillah, M.Pd.I selaku moderator menegaskan pentingnya peran DPL, partisipasi aktif mahasiswa, dan sinergi stakeholder untuk membuat program kerja yang bagus dan berkelanjutan. Agar KKN ke depan menjadi lebih variatif, bahagia, dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H