China, negara dengan populasi mencapai 1,4 miliar jiwa menjadikannya sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dengan penduduk sebanyak itu, tentunya ada hal baiknya, seperti ekonomi negara yang kuat karena ditopang oleh konsumsi dalam negeri yang tinggi serta melimpahnya sumber daya manusia yang siap digunakan.
Di lain sisi, jumlah penduduk yang banyak juga menimbulkan persoalan bagi pemerintah, seperti banyaknya pengangguran yang harus diatasi, kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang harus diperhatikan oleh negara, dan lain sebagainya.
Di abad ke-21 ini, tampaknya di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping, cita-cita China untuk menjadi negara super power di masa yang akan datang akan tercapai. Mereka telah melakukan banyak perubahan dan penguatan di berbagai sektor, seperti ekonomi, militer, pendidikan, sains, dan teknologi.
Lantas, dengan agresifnya China saat ini, bagaimana mereka melakukan itu semua?
Seperti halnya Jepang, China sebelum menjadi negara terbuka seperti sekarang, juga pernah menutup diri dari dunia luar. Baru pada 1980-an, China menerapkan kebijakan terbuka dari dunia luar termasuk dalam hal ekonomi, yang kemudian hal tersebut menjadi tonggak awal bagi China dalam membangun ekonominya.
Prinsip yang digunakan oleh Pemerintah China adalah kapitalisme ala China, yang menggunakan perusahaan negara sebagai alatnya.
Pemerintah memberikan aturan bagi perusahaan-perusahaan negara, seperti melarang perusahaan negara untuk bekerja sama dengan perusahaan asing tanpa dilibatkan dalam hal transfer teknologi. Selain itu, negara juga tidak membebani pajak yang besar kepada perusahaan negara.
Strategi kedua adalah proyek BRI (Belt and Road Initiative), sebuah proyek dari gagasan Presiden Xi Jinping yang didanai oleh Pemerintah China yang berfokus pada sektor infrastruktur di banyak negara.
Bertujuan untuk menghidupkan kembali jalur sutra (silk road) perdagangan dari berbagai negara ke China seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Pemerintah China berupaya untuk menghidupkan kembali kejayaan perdagangan mereka di masa lalu.
China tidak perlu diragukan lagi dalam hal militer. Saat ini, militer China menempati urutan kedua dengan anggaran militer terbesar di dunia, dengan lebih dari Rp3.200 T di 2021 dan bertengger di posisi ketiga sebagai militer terkuat di dunia, di bawah Amerika Serikat dan Rusia.