Mohon tunggu...
Moh Faizin Shodiq
Moh Faizin Shodiq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah surabaya

Saya Sedang Berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya Jurusan S1 Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

1 November 2023   19:30 Diperbarui: 1 November 2023   19:31 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Perbedaan Antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama: Dua Organisasi Islam Indonesia yang Berbeda

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan dua ormas Islam terbesar di Indonesia yang telah lama berperan penting dalam sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun keduanya mempunyai akar yang kuat dalam Islam, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara kedua organisasi tersebut dalam hal sejarah, doktrin, tujuan, dan pendekatan terhadap isu-isu sosial dan politik. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan  Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam konteks sejarah dan perkembangannya.

Sejarah dan Awal Mula :

Muhammadiyah : Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan  di Yogyakarta. Organisasi ini lahir sebagai gerakan reformasi untuk memodernisasi dan mengembangkan pendidikan Islam serta menghilangkan praktik bid'ah (inovasi  agama). Pendiriannya sangat dipengaruhi oleh ideologi reformis Islam yang muncul di Timur Tengah.

Nahdlatul Ulama: Nahdlatul Ulama atau NU didirikan pada tahun 1926 oleh KH Hasyim Asy'ari  di Jombang, Jawa Timur. NU muncul sebagai gerakan yang lebih tradisional dan menekankan pada pengembangan ilmu agama dan praktik keagamaan yang dianggap sebagai warisan leluhur.

Doktrin dan keyakinan:

Muhammadiyah: Muhammadiyah memiliki cara pandang yang lebih modern dalam hal pemahaman agama dan menerima banyak pendekatan berbeda dalam penafsiran Al-Qur'an dan Hadits. Mereka lebih menyukai pendidikan Islam yang lebih sekuler dan menekankan pentingnya pendidikan universal dan peningkatan kesejahteraan sosial.

Nahdlatul Ulama: NU mengambil pendekatan penafsiran agama yang lebih tradisional  dan menganut ajaran Islam yang ditafsirkan secara hati-hati. Mereka mengedepankan pendidikan agama dan mempertahankan berbagai praktik tradisional  budaya Jawa.

Pendekatan Pendidikan:

Muhammadiyah: Muhammadiyah banyak mendirikan  sekolah  dan perguruan tinggi Islam modern dengan menggunakan kurikulum yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka mempromosikan pendidikan yang lebih sekuler dan modern.

Nahdlatul Ulama: NU mengutamakan pesantren sebagai lembaga pendidikan utamanya. Pesantren merupakan sekolah Islam tradisional  yang mengajarkan agama dan budaya Jawa. Mereka menekankan pendidikan Islam  konservatif.

Penjangkauan politik:

Muhammadiyah: Muhammadiyah cenderung lebih terlibat secara politik dan memiliki sejarah partisipasi aktif dalam politik Indonesia. Mereka  mendirikan partai politik seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan berkontribusi dalam pembentukan negara Indonesia.

Nahdlatul Ulama: NU juga terlibat dalam politik, namun pendekatannya terhadap politik cenderung lebih pragmatis. Mereka kurang aktif dalam politik nasional dan cenderung mengambil sikap netral.

Akses terhadap budaya, budaya:

Muhammadiyah: Muhammadiyah cenderung lebih terbuka terhadap pengaruh budaya global dan modernisasi. Mereka seringkali lebih fleksibel dalam menyerap unsur-unsur budaya asing yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

 Nahdlatul Ulama: NU lebih kuat  mempertahankan budaya lokal dan nilai-nilai tradisional Jawa. Mereka kerap memasukkan unsur budaya Jawa ke dalam kegiatan dan upacara keagamaan mereka.

Peran sosial dan kesejahteraan masyarakat:

Muhammadiyah: Muhammadiyah mempunyai sejarah panjang dalam menyelenggarakan pelayanan sosial dan kesejahteraan masyarakat seperti rumah sakit, sekolah, panti asuhan, panti asuhan dan program kesejahteraan.

Nahdlatul Ulama: NU juga terlibat dalam bakti sosial, khususnya melalui pesantren dan lembaga amal yang terkait dengannya. Meski terdapat perbedaan signifikan dalam beberapa aspek antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, namun perlu diingat bahwa keduanya merupakan organisasi Islam  besar dan berperan penting dalam membentuk masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Kedua organisasi tersebut telah berkontribusi terhadap perkembangan dan pertumbuhan Islam di Indonesia, masing-masing dengan pendekatannya sendiri yang konsisten dengan visi dan nilai-nilainya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun