Didalam kalam Tuhan yang terhimpun dalam satu kesatuan yang utuh (Al-Quran), sang pencipta merasa terheran-heran mengenai ciptaanya.
Dalam surat al-An'am ayat ( 42-44 ) tuhan mengungkapkan keherananya terhadap makhluk ciptaanya yang digelari khalifah yang berwujud Manusia. Â Pada dasarnya setiap manusia bertanya-tanya jika didalam kehidupan yang dijalaninya tidak dibekali dengan petunjuk pengingat agar tidak jauh dari kaidah-kaidah sang penciptanya sendiri.Â
Namun sang Pencipta tidaklah lengah terhadap hal ini, Ia tau apa yang harus diberikan kepada makhluk ciptaanya. Untuk menjawab kebutuhan makhluknya terkait petunjuk tersebut Tuhan mengutus makhluk ciptaanya untuk menyampaikan petunjuk itu, meski pada akhirnya tidak semua manusia mau menerima petunjuk tersebut hingga pada akhirnya Tuhan Sang Pencipta merasa Heran.
Qs. al-An'am : ayat (42)
"Sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum engkau, tetapi mereka membangkang, kemudian Kami siksa mereka dengan menimpakan kemelaratan dan kesengsaraan, agar tunduk merendahkan diri kepada Allah"
Qs. al-An'am : ayat (43)
"Tetapi mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri kepada Allah ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan"
Qs. al-An'am : ayat (44)
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa"
Begitulah kiranya sang Pencipta mengutarakan keherananya kepada manusia yang diciptakannya. Meskipun Tuhan mampu melakukan segala hal bahkan melakukan hal mustahil, tapi ingat Tuhan tidak akan pernah menarik ketetapannya, karena itulah Tuhan tidak terlalu banyak mengurusi keimanan manusia ketika manusia menginginkan kesesatan, kemaksiatan serta segala hal yang membawa dosa maka dia akan menuainya, namun jika sebaliknya manusia menginginkan kebajikan dan berusaha kejalan kebajikan maka dia akan menuainya pula. itulah makna Khalifah yang Tuhan berikan kepada manusia, artinya Manusia sudah diberikan mandat untuk mengurus dirinya sendiri, mempimpin dirinya sendiri, memimpin keluarga, bahkan ketingkat yang lebih tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H