Setelah itu, lahan tersebut wajib dikembalikan ke pemerintah. Sayangnya, lahan gambut yang ditanami oleh perusahaan-perusahaan tersebut tidaklah sedikit. Bahkan ada yang seluruh lahannya berupa lahan gambut.Â
Tidak mengherankan kemudian muncul berbagai reaksi, khususnya dari dunia usaha. Bahkan beberapa pemerintah daerah pun sempat melayangkan surat keberatan kepada pemerintah pusat. Karena hal ini tentu berimbas terhadap pendapatan daerah.
Kalau kita berbicara peran kertas, dalam skala luas jelas ia merupakan pendorong peradaban umat manusia. Kita yang semulanya hanya menulis di batu, gua, monumen, prasasti, dan lain sebagainya.Â
Dengan adanya kertas, sirkulasi dan transfer ilmu pengetahuan menjadi terbantu, pada akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan manusia. Lazimnya komoditas yang penting, maka dia akan semakin dibutuhkan orang, maka permintaan semakin meningkat. Akibatnya, kebutuhan bahan baku juga semakin meningkat, yang pada akhirnya memunculkan penggunaan lahan yang masif.Â
Dalam konteks korporasi, tentu ini merupakan peluang yang baik. Sayangnya, banyak di antara mereka yang berorientasi ke keuntungan semata. Maka kehancuran lah yang terjadi seperti yang kita rasakan saat ini.Â
Pada akhirnya kita akan bertanya, apakah kertas memajukan peradaban atau menghancurkan peradaban? Kertas yang lebih dari sekadar kertas.