Bagaimana manusia bisa sampai kepada pembebasan diri. Yoga science menjawabnya seperti yang dipaparkan oleh Sadhguru Jaggi Basudev berikut.Â
Mind (Pikiran) dalam perspektif Yoga dipisahkan menjadi 16 bagian yang kemudian lebih disederhanakan lagi menjadi 4 tingkatan yaitu:Â
1. Buddhi bisa diartikan sebagai Intelect/kecerdasan akal. Ia berfungsi sebagai pisau untuk membedah sesuatu bilamana anda bertujuan ingin mengetahui sesuatu itu seperti apa. Ia hanya bisa berfungsi manakala sesuatu tersebut berupa benda fisik yang terdiri dari memori atau informasi . Tanpa keduanya intelek tidak berguna sama sekali.Â
Sebagai contoh: bilamana anda ingin mengetahui bunga itu seperti apa ? Maka anda akan berusaha mencacah cacah sehingga akan diketahui komponen yang membentuk bunga tersebut.
Semakin tajam kecerdasan akal maka akan semakin hebat . Tapi semakin dipelajari maka anda akan semakin tidak mengerti kenapa terhadap bunga tersebut bisa hidup,, mengapa merekah dengan lembut, mengapa semerbak harum. Karena bunga itu hidup sedangkan kehidupan tidak bisa dipelajari semata mata hanya dengan akal. Dalam perspektif Yoga akal hanya sekedar alat bantu untuk bertahan hidup.
2. Selanjutnya adalah ahangkara.Ia bukan cuma ego tapi identity atau identitas. Kalau boleh diumpamakan seperti ini bila Budhi/ intelek sebagai pisau maka ahangkara adalah sebagai tangan yang menggerakkan pisau. Selamanya pisau hanya untuk mengabdi kepada tangan. Identitas membatasi jati diri seseorang.
Ketika terlahir seseorang sudah terbentuk oleh satu jati diri. Raga membatasi diri seperti kita berupa identitas diri seperti jenis kelamin, warna kulit, warga negara dimana ia dilahirkan, agama bahkan ketika beranjak dewasa kesebelasan sepakbola yang difavoritkan bisa menjadi identitas seseorang.
Identitas bagi seseorang adalah persoalan hidup dan mati. Kecerdasan akal, emosi, dan semua perbuatan didedikasikan untuk hal ini. Ia rela mati demi agama, bangsa,keluarga, bisa juga demi kesebelasan sepakbola yang didukungnya. Setajam apapun akalnya, sedalam apapun emosinya, cinta,senang,sedih, suka, tidak suka, semuanya hanya untuk melayani identita
3. ManasDi level ini,dijelaskan bahwa sel sel yang membangun tubuhmu menyimpan memori yang trilyunan kali lebih banyak daripada yang diingat oleh memori otak. Pada level sub atomic dari sel sel darah, sel sel tulang dan lain sebagainya tersimpan memori ribuan, jutaan tahun yang lalu sehingga tubuhmu ingat betul siapa kakek dari kakeknya dari kakeknya lagi dan dari kakeknya lagi selama ratusan generasi sebelumnya. Ia tetap ingat dan tidak mungkin lupa bagaimana dengan warna kulit, bentuk rambut, mata dan lain sebagainya.
Manas mengingat 8 memori dasar yaitu : elementary memory, genetic memory, karmic memory, articulate and inner articulate memory, evolution memory, atomic memory dan artificial memory.
Dalam perspektif Yoga science apa yang kita pikirkan dan lakukan tidak lebih dan tidak kurang semuanya terjadi tidak pernah keluar dari memori tersebut.Â
Jadi, kesadaran kita, keinginan kita, emosi kita, harapan kita tidak pernah melahirkan sesuatu yang baru kecuali hanya sekedar permutasi dan kombinasi dari apa yang sudah ada. Semuanya seperti berupa lingkaran yang artinya ia selalu berputar putar tidak pergi kemana-mana .
4. Citta. Ini adalah kesadaran tertinggi. Kesadaran beyond memory. Ketika ini terjadi tubuh,emosi dan energy menjadi budak anda. Apapun yang diinginkan maka ia terjadi sesuai kehendak pikiran.
Memory genetic, memory karmic tidak bisa mempengaruhi kesadaran citta. Inilah yang dikatakan sebagai moksa. Pembebasan dari cycle life. Lingkaran kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H