Pendirian monumen tersebut untuk mengenang sang penyair Angkatan 45 tersebut pernah ke Kota Malang.
Kedatangannya dalam rangka menghadiri Sidang Pleno Kelima KNIP di Gedung Societeit Concordia (kini Mal Sarinah), 25 Februari - 6 Maret 1947.
Peresmian patungnya tepat dengan hari kepergian sang sastrawan tersebut, yaitu pada 28 April 1955.
Tenanglah di sana
Kini, 74 tahun sudah Chairil Anwar hanya menyisakan raga yang dikebumikan, tetapi tidak dengan semangat dan karyanya.
Boleh saja dikatakan meninggal dalam usia muda, tetapi karyanya akan selalu ada di benak masyarakat Indonesia.
Tanpa Si Binatang Jalang, tidak mungkin perjuangan kemerdekaan bisa diraih tanpa motivasi tinggi.
Selamat 74 tahun beristirahat dalam damai, Bung, biarkan kami yang melanjutkan perjuangan dengan cara kami sendiri.
Kami juga akan menghasilkan karya puisi dengan semangat darimu, semoga berbahagia di alam sana.
Selamat Hari Puisi Nasional, semoga semangat Chairil Anwar berkarya mengalir dalam benak kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H