lebaran, atau juga "Kapan punya pekerjaan?" dan "Lulus kapan?"
Bukan rahasia lagi kalau sering ditanya "Kapan nikah?" saatPadahal, pertanyaan ini tidak semua orang berkenan untuk menjawabnya, bahkan terdengar seperti teror terselubung.
Di balik pertanyaan tersebut, terkandung makna bahwa di usia tertentu harus sudah memiliki pencapaian ini dan itu.
Padahal, masalah seperti pertanyaan di awal tidak bisa dijawab dengan waktu atau hal lain yang pasti.
Tidak semua orang memiliki mental yang kuat saat menghadapi bombardir pertanyaan yang menyakitkan ini.
Misal, ada yang belum kunjung menikah karena masih ingin menyembuhkan luka, belum mendapatkan pasangan yang tepat, atau malah ada yang mengidap fearful-avodant.
Perkara pekerjaan, siapa yang tidak ingin menganggur, hanya saja terbentur oleh persyaratan yang tidak masuk akal, seperti usia, pengalaman kerja, IPK, dan kemampuan di luar spesifikasi.
Selain itu, kelulusan kuliah tidak bisa secara pasti seperti halnya lulus SD, SMP, dan SMA yang pasti masa studinya.
Berkata baik atau diam
Sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bisa berkata baik atau lebih baik diam jika dikhawatirkan menyakiti hati.
Seperti halnya pertanyaan kapan nikah, punya anak, lulus, atau mendapatkan pekerjaan, itu adalah pertanyaan sensitif.
Padahal, pertanyaan sampah seperti ini tidak pernah ditemukan di negara-negara luar sekalipun.