Ada juga yang memilih untuk resign karena beban pekerjaannya berat, tetapi tidak setimpal dengan pendapatan dan lingkungan kerja yang toksik.
Mulai banyak yang memilih untuk menikah di usia agak tua atau melajang karena kesehatan mental lebih utama.
Terkini, kampanye agar menghentikan bullying dilakukan untuk mencapai kesehatan mental yang optimal.
Apakah tentang keimanan? Tidak ada, depresi bisa dialami siapa saja jika sudah terlewat dari ambang batas kemampuan dalam hidup.
Tidak salah jika menempatkan kebahagiaan sebagai supremasi kehidupan, bukan lagi soal ambisi dan ekspektasi.
Lebih-lebih kehidupan saat ini semakin berat dan penuh tantangan yang tidak semua orang bisa bertahan.
Wajar jika ada yang merasa betah di zona nyaman bukan berarti malas, tetapi di luar sana terlalu toksik dan berat.
Pola pikir sekarang sudah berubah, saat ini memprioritaskan kesehatan mental karena beban hidup semakin berat.
Ada yang healing, meditasi, yoga, me time, atau melakukan kesenangan lainnya agar kesehatan mental mereka tetap baik.
Di zaman yang semakin edan ini tidak ramah bagi siapa pun, harus ada upaya tertentu agar bisa selamat, seperti psikologis yang tetap terjaga baik.
Melakukan hal yang membuat bahagia adalah hal remeh, tetapi sangat berharga agar jiwanya tetap sehat.