Seiring naik kelas, kegiatan ini mulai tidak ada karena terpotong dengan libur kenaikan kelas yang otomatis sebulan penuh libur.
Ya, meski waktu itu sempat menilai agak memberatkan karena waktu itu belum bisa lepas seutuhnya dari keluarga, tetapi saya sangat merindukan aktivitas ini.
Bahkan, saat kuliah pun, tidak sempat melaksanakan kegiatan serupa karena waktu-waktu puasa saya terpotong oleh kegiatan kuliah.
Bahkan, ada kelas pengganti mata kuliah yang mulainya sudah melewati jam akhir perkuliahan saat puasa (15.00 WIB), sampai hampir mendekati Magrib.
Otomatis, waktu untuk beribadah mulai berkurang seiring bertambahnya usia dan kesibukan yang saya jalani.
Ternyata, Pondok Ramadan ini mengajarkan saya untuk bagaimana hidup mandiri di bulan puasa ini, biasanya bersama keluarga.
Efeknya bisa saya rasakan sampai sekarang, apa-apa sudah tidak terlalu mengandalkan orang tua, termasuk menyiapkan sahur.
Apapun yang saya alami, tetapi yang jelas adalah rindu dengan kegiatan positif ini dan kebersamaannya.
Mungkin jika punya anak nanti, saya akan meminta mereka untuk menikmati Pondok Ramadan yang diadakan di sekolah mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI