Kita terlalu sering membandingkan diri sendiri ketika mendengar atau melihat kesuksesan orang lain dalam meraih sebuah pencapaian.
Begitu mengetahui mudahnya seseorang mendapatkan atau bisa melakukan, kita sering bilang "Kalau orang lain bisa, saya harus bisa juga!"
Terdengar berapi-api, bukan? Kata-kata tersebut adalah mantra untuk menghipnotis diri sendiri agar bisa seperti mereka.
Ada sifat ambisius yang terkandung di dalam mantra tadi dan selalu berharap agar batasan dalam diri kita bisa terlampaui.
Namun, tahukah kita, bahwa setiap manusia diciptakan berbeda-beda dengan ambang batas kemampuan yang berbeda juga?
Batasan dalam diri inilah yang dianggap oleh sang pemilik sebagai penghambat impian atau malah menjadi bahan cacian orang lain.
Misal, kita mengakui kelemahan dan batasan diri, bukannya dimengerti, kita malah dicemooh sebagai orang yang lemah.
Padahal, tidak semua orang bisa menghadapi ujian kehidupan dengan bobot yang sama dengan orang lain.
Beban kehidupan dengan berat yang sama, belum tentu semua orang bisa, untuk menanggungnya.
Ada orang yang sangat tangguh dengan beban hidup yang besar, tetapi tidak sedikit pula yang terkena beban sedikit saja sudah angkat tangan.
Toxic positivity
Terlalu menyemangati diri agar memiliki kemampuan yang setara dengan orang lain justru menjadi toxic positivity.