Sering ditemukan orang dengan membawa mobil yang harganya sangat fantastis dan ditempeli stiker dengan tulisan Arab yang artinya "Ini adalah keutamaan dari Tuhanku".
Ada yang berbagi foto dengan mobil mewahnya, lalu menulis caption yang diawali dengan syukur dan membawa nama Tuhan.
Masih banyak lagi contoh orang yang bangga menunjukkan apa yang dimilikinya dengan membawa nama Tuhan di depan banyak orang.
Sebenarnya, ada zona abu-abu ketika seseorang membawa-bawa Tuhan ketika berfoto dengan mobil atau rumah mewah.
Tidak jelas antara berniat ingin berbagi cerita sebagai bentuk rasa bersyukur atau ada unsur flexing di dalamnya.
Namun, semua tergantung hari nurani apakah pantas memamerkan harta di saat masih banyak masyarakat yang serba kekurangan.
Jangankan membeli Rubicon atau vila, makanan untuk hari ini saja belum tentu bisa didapatkan meskipun sudah bekerja keras.
Nurani menjadi alat kontrol seseorang untuk memaksa seseorang untuk bertindak sesuai norma dan kata hati yang bersih.
Beda cerita lagi apabila hati nuraninya mati dan akal sehatnya tidak berfungsi, kecuali di otaknya hanya memikirkan cara untuk pamer.
Sebelum pamer yang seharusnya tidak perlu, cobalah untuk berpikir kembali, pantaskah membawa-bawa Tuhan untuk sombong?
Pantaskah juga untuk pamer kekayaan di saat banyak orang yang kondisi ekonominya sangat mengenaskan.