Banyak yang berharap bisa tinggal di tengah kota agar ke mana-mana bisa dekat, bisa tempat kerja atau berbelanja di mal.
Ada yang memilih tinggal di pedesaan yang sangat jauh dari kota karena suasana yang damai meskipun ke mana-mana jauh.
Saya, mungkin beberapa orang juga justru merasa betah tinggal di desa yang terletak mepet sekali dengan kota.
Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang menjadi tempat tinggal saya adalah desa yang sangat unik bagi saya.
Desa ini ada 3 dusun, yaitu Dusun Rambaan dan Bendungan yang menampilkan sisi desa rasa kota, sedangkan Dusun Klandungan memiliki wajah benar-benar desa.
Landungsari dengan wajah kota memiliki banyak usaha kos, kuliner, toko, dan fotokopi, ramai dengan mahasiswa yang rata-rata berkuliah di UMM Malang.
Mengapa saya katakan desa rasa kota? Ketika Anda masuk daerah ini, kesan desa tidak muncul, malah seperti kawasan Jalan Watugong, Sigura-gura, atau Jalan Sunan Kalijaga.
Dua dusun tersebut sangat padat dan kerap macet karena banyak mahasiswa dan kendaraan drop off barang dagangan.
Daerah tersebut sangat strategis karena dekat dengan UMM, jalan raya, dan Terminal Landungsari sebagai titik berangkat angkot atau bus antar kota yang mengarah ke barat.
Ada juga Pasar Landungsari yang merupakan pusat ekonomi desa ini sehingga daerah ini terkesan lebih hidup.
Berbeda dengan Dusun Rambaan dan Bendungan, Dusun Klandungan memiliki suasana benar-benar desa.