Pernah suatu ketika, ada yang tidak bekerja tanpa konfirmasi, bukannya ditanya baik-baik malah dicap malas kerja.
Padahal, tidak tahu kan penulis yang tidak kerja di shift-nya ada apa, kenapa harus dilabeli begitu?
Awalnya cuma 1-2 kali dan saya positive thinking karena ini untuk pembelajaran bagi para pekerjanya.
Lalu, ini berulang kali dengan nada pengetikan yang tidak enak dibaca dengan seolah menghardik mereka alih-alih mengingatkannya baik-baik.
Apa soal menyindir anak buah saja? Ternyata tidak itu saja! Bos ini juga selalu bikin asumsi yang bikin saya mulai capek menghadapinya.
Misalnya begini, ada tema yang naik, tidak dikerjakan content creator saja sudah naik darah dan dongkol.
Rasanya seperti terintimidasi saat kerja, ini yang bikin saya tambah capek dan mulai menarik diri dari grup pekerja.
Apalagi mengingatkan kesalahan, malah diomongkan secara terbuka di grup, katanya sih biar semua tidak ikut salah.
Apakah tidak bisa diomongkan secara baik-baik? Ya kalau soal ejaan semua bisa belajar, itu masih wajar-wajar saja.
Sedangkan soal etika, tetapi dibicarakannya kurang memperhatikan perasaan hati dari pekerja yang ditegur.
Klimaks
Puncaknya, 10 Februari 2023, saya sudah merasa jenuh dan hampir berteriak karena kehabisan ide dan semangat.