Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghindar Itu Wajar

7 Maret 2023   12:18 Diperbarui: 7 Maret 2023   12:30 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada kalanya untuk menghindar jika itu lebih baik. (Foto: Unsplash.com/Paola Chaaya)

Bagi sebagian besar orang, masalah harus dihadapi karena akan mendewasakan seseorang agar menjadi lebih baik.

Banyak yang menganggapnya penuh dengan rasa yakin bahwa semua masalah bisa dihadapi meskipun harus berdarah-darah.

Namun, tidak sedikit orang yang lebih memilih untuk menghindar dan berhenti untuk bertahan menghadapi masalah hidup.

Ada yang memutuskan untuk menghindar dengan cara mengundurkan diri karena tidak mampu bekerja di bawah tekanan.

Ada pemimpin yang begitu tidak mampu mengatasi masalah di daerahnya akhirnya memutuskan untuk mundur.

Karena takut terluka, tidak bisa membuat pasangannya kelak bahagia, atau takut dengan komitmen, seseorang memilih untuk menghindari pernikahan.

Sayangnya, keputusan untuk menghindar kerap menuai cibiran atau hujatan dari orang-orang yang merasa mampu untuk menghadapi masalah.

Orang yang memutuskan untuk menghindar sering dicap pengecut, lari dari tanggung jawab, atau bahkan dihakimi sebagai orang yang tidak punya etika atau mudah berputus asa.

Andai semua orang dianugerahi kemampuan membaca pikiran, tentu penghakiman dan stigmatisasi seperti tadi tidak akan pernah ada.

Semua yang bisa membaca pikiran seseorang itu akan mengerti tentang peliknya perasaannya sampai harus menghindar dari masalah.

Keputusan untuk menghindar akan lebih baik bagi seseorang apabila beban masalah yang dihadapi terlalu besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun