Mohon tunggu...
Moh Dahlan
Moh Dahlan Mohon Tunggu... -

menggagas Islam yang inkulsif tanpa mengorbankan militanisme

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maulid Nabi Muhammad yang Kehilangan Makna

14 Februari 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:36 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu kami padamu ya Rosul

Rindu tiada terkira

Berabad Jarak darimu ya Rosul

Serasa dikau disini

Sepenggal Lirik lagu Cinta Rosul yang dibawakan oleh Bimbo, mengingatkan kita pada 1431 yang lalu, telah lahir pada saat itu seorang manusia yang mulia, bisa mengubah dunia yang kelam, sesat dan tanpa moral menjadi tatanan kehidupan yang lebih beradab.

Sepak terjang Rosulullah dalam perjuangannya mengemban misi Tuhan untuk menyadarkan manusia dari berbagai penyimpangan fitrahnya, bisa diselesaikan secara sempurna hanya memakan waktu selama 23 th. Sebuah pencapaian yang luar bisa yang tak mungkin bisa dilaksanakan oleh umat manusia jaman sekarang. Rosulullah bisa meletakan dasar-dasar Keislaman yang inklusif dan komprehensif serta dimanifestasikan dalam karya yang nyata bukan hanya jargon. Karya nyata itu bisa dimanfaatkan bukan hanya oleh kalangan umat Islam saja, namun non musiim pun dapat merasakan manfaatnya.

Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional, mengungkapkan dalam situs beliau:“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”

Ungkapan syeh Yusuf Al Qaradhawi ini, memberikan sebuah pemahaman yang mendalam kepada kita, bahwa ketika kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, maka disana kita akan menemukan sebuah kenikmatan perjuanngan Rosululllah yang tak bisa dinilai dengan kekayaan dan kehormatan. Kenikmatan Iman dan Islam bisa menghantarkan manusia pada tatanan nilai yang lebih manusiawi. Dapat kita bayangkan seandainya Rosulullah tidak terlahir dan membawa risalah,pastu dunia ini akan dihiasi dengan kekacauan dan penindasan, keangkaraan dan kehausa dan nilai-nilai kemanusiaan dibangun bukan didasari saling sayang menyayangi tapi didasari atas kebutuhan.

Substansi Maulid Nabi Muhammad SAW.

Setiap tanggal 10 Rabiul Awwal atau dalam penanggalan Jawa disebut Mulud kita ummat Islam selalu memperingati hari lahirnya lelaki pilihan , yakni Nabi Muhammad SAW. Di kota-kota, desa desa dan disetiap sudut pelosok negeri masyarakat sudah mentradisikan ritual Maulid itu, bahkan kata Muludan sudah tak asing lagi ditelinga kita.

Dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam merayakannya dengan dengan berbagai kegiatan, ada pengajian, sholawatan, Lomba karya seni Islami dll. Namun ada tradisi Mauludan yang sampai saat ini masih eksis dan dijalankan oleh sebagian umat Islam. Tradisi itu adalah dengan berziarah ke makam-makam keramat dan memandikan benda-benda pusaka.

Ziarah ke makam keramat, seperti makam Waliyulloh dan orang-orang yang pernah berjasa menyebar luaskan Islam, menurut penulis kalaulah ritual zarah itu untuk mendo’akanserta ingin menauladani perjuangan para Waliyulloh itu, saya sangat setuju dan tradisikan zarah itu. Namun kalaulah ternyata ritual zarah itu hanya untuk mencari karomah dan barokah maka para pemuka agama harus segera membuat langkah-langkah strategis untuk menyadarkan umat Islam supaya tidak terjebak kedalam perbuatan syirik yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

Apalagi dengan ritual memandikan benda-benda pusaka yang dilaksanakan setiap maulid ini, mengindikasikan pada perbuatan syirik yang tidak dapat dimengerti oleh nalar yang jelas. Kenapa pemandian benda-benda itu tidak dimandikan dalam bulan-bulan lainnya dan kenapa pemandian itu dihubungkan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sangat irrasional dan tak ada nilai manfaat dari ritual itu.

Substansi Maulid Nabi Muhammad SAW dititik beratkan pada bagaimana kita menyegarkan lagi memori kita untuk selalu menauladani perjuangan Rosulullah. Maka peringatan Maulid itu akan terasa manfaatnya oleh Umat Islam itu sendiri, mereka bisa memacu lagi bebagai amalan ibaddah yang lebih berkualitas dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rosul-Nya. Wallahu’alam

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun