Mohon tunggu...
Mohd IvanFahrezi
Mohd IvanFahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Geofisika ITB

Mahasiswa Teknik Geofisika yang suka membahas isu lingkungan terkini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Terobosan besar! Teknologi CCUS di Lapangan Arun, Aceh Siap Selamatkan Lingkungan dan Dongkrak Ekonomi

10 Januari 2025   07:25 Diperbarui: 10 Januari 2025   06:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PT Perta Arun Gas (Sumber:https://pertaarungas.pertamina.com) 

Jumat, 18 Maret 2022, dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pengembangan dan Pengoperasian Fasilitas Penyimpanan Karbon dan Pemanfaatan Reservoir Depleted Lapangan Gas Arun antara PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan Odin/Carbon Aceh Pty Ltd di Jakarta. Penandatanganan ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam pengembangan teknologi CCS/CCUS.

Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu sumber daya tersebut adalah minyak dan gas, seperti yang terlihat dari lapangan minyak Arun, yang ditemukan sejak tahun 1971 dan mulai dikelola oleh PT Arun Natural Gas Liquefaction Co. pada 19 September 1978. Setelah beroperasi cukup lama, cadangan minyak tentu berkurang dibandingkan saat pertama kali ditemukan. Lapangan Arun, yang merupakan giant gas field dengan initial gas in place sekitar 14,7 TCF, memerlukan teknologi terkini untuk memaksimalkan pengambilan minyak dan gas.

Selain itu, dunia saat ini menghadapi tantangan global. Paris Agreement menetapkan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim dengan tujuan membatasi kenaikan suhu global di bawah 2C, dan berusaha membatasi kenaikan hingga 1,5C. Salah satu langkah penting untuk mencapai tujuan ini adalah menetapkan target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, yang telah diadopsi oleh Indonesia. Target NZE mencakup pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, dan penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Dengan upaya ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai NZE pada tahun 2060. Pentingnya mencapai NZE tidak hanya pada kepatuhan terhadap perjanjian internasional, tetapi juga pada manfaat sosial dan ekonomi yang dapat diperoleh, seperti peningkatan kualitas udara, pengurangan dampak perubahan iklim, dan penciptaan peluang ekonomi baru melalui pengembangan industri hijau.

Apa itu CCUS?
CCUS atau Carbon Capture Utilization and Storage adalah teknologi untuk menangkap emisi karbon dioksida (CO) dari sumber industri dan menyimpannya di bawah permukaan bumi, serta memanfaatkan CO tersebut untuk berbagai aplikasi. Di Indonesia, CCUS menjadi solusi penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama dari sektor energi dan industri migas. CO ini dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk Enhanced Oil Recovery (EOR) atau pembuatan bahan kimia lainnya. Setelah itu, CO disimpan secara permanen untuk mencegahnya kembali ke atmosfer. Teknologi CCUS ini memberikan manfaat signifikan, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Cara Kerja CCUS
CCUS beroperasi melalui tiga tahap utama, yaitu penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan CO. Pada tahap penangkapan, CO diambil dari gas buang pembangkit listrik atau fasilitas industri menggunakan metode seperti proses berbasis amina, adsorben padat, dan teknologi membran. Penangkapan juga dapat dilakukan melalui Direct Air Capture. Selanjutnya, CO yang telah ditangkap dimanfaatkan dalam produksi bahan bakar sintetik, bahan kimia, atau produk lainnya, sehingga tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga memberikan nilai ekonomi. Jika CO tidak dimanfaatkan, langkah terakhir adalah menyimpannya di bawah tanah, seperti di lapangan minyak dan gas yang tidak aktif atau akuifer garam, untuk mencegahnya kembali ke atmosfer dan mengurangi konsentrasi gas rumah kaca. Keberhasilan penyimpanan ini sangat bergantung pada pemahaman karakteristik geologis dan petrofisika lokasi penyimpanan.

CCUS sebagai EOR
Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah pendekatan yang mengintegrasikan teknologi penangkapan karbon dengan proses pemulihan minyak untuk meningkatkan efisiensi produksi minyak sambil mengurangi emisi karbon dioksida (CO) ke atmosfer. Setelah CO ditangkap, gas tersebut diinjeksikan ke dalam reservoir minyak yang sudah ada. Proses ini dikenal sebagai CO-EOR, di mana CO meningkatkan tekanan dalam reservoir, sehingga memfasilitasi ekstraksi minyak yang tersisa. Penelitian menunjukkan bahwa setiap ton CO yang diinjeksikan dapat menghasilkan sekitar 2,5 barel minyak, menunjukkan potensi ekonomi signifikan dari teknologi ini (Hasan et al., 2014). CO yang diinjeksikan ke dalam reservoir juga dapat disimpan secara permanen, membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Bagaimana Potensi CCUS di Aceh, Khususnya Lapangan Arun?
Lapangan Arun, dengan initial gas in place sekitar 14,7 TCF, telah beroperasi sejak lama sehingga cadangan gasnya tidak sebanyak saat kondisi awal. Dengan kondisi tersebut, Lapangan Arun sangat cocok untuk dijadikan proyek CCUS di masa depan. Kapasitas besar lapangan Arun memungkinkan penampungan CO dalam jumlah signifikan. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan Selat Malaka menjadikannya sangat strategis sebagai proyek CCUS.

Lapangan Arun dapat menjadi target penampungan karbon dari industri di Singapura, Malaysia, maupun negara sekitarnya. Selain itu, lapangan ini juga bisa menjadi lokasi penyimpanan karbon dari industri dalam negeri, seperti PLTU batu bara di Nagan Raya yang berjarak kurang dari 300 km. Dengan potensi ini, sudah ada alasan yang kuat untuk menjadikan proyek CCUS di Lapangan Arun sebagai proyek strategis.

 Mengapa CCUS Perlu Dikembangkan di Aceh?
Dengan segala potensi yang ada, Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) perlu dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, mencapai target emisi net-zero, dan keberlanjutan ekonomi. CCUS menangkap emisi CO dari sumber industri dan energi, sehingga mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim, teknologi ini menjadi krusial untuk membantu negara-negara mencapai target pengurangan emisi yang ditetapkan dalam perjanjian internasional seperti Paris Agreement. CCUS dapat mendukung transisi dari energi fosil ke energi terbarukan dengan mengurangi emisi dari sektor yang sulit didekarbonisasi, seperti industri berat dan pembangkit listrik berbasis batu bara (seperti PLTU Nagan Raya). Dengan menerapkan CCUS, sektor-sektor ini dapat terus beroperasi sambil mengurangi dampak lingkungan. Selain manfaat lingkungan, CCUS juga memiliki potensi ekonomi signifikan. Dengan memanfaatkan CO yang ditangkap untuk Enhanced Oil Recovery (EOR) di lapangan Arun, perusahaan dapat meningkatkan produksi minyak sambil menyimpan CO secara permanen. CCUS juga berperan penting dalam mitigasi dampak perubahan iklim. Dengan mengurangi konsentrasi CO di atmosfer, teknologi ini membantu memperlambat pemanasan global dan mengurangi risiko bencana terkait perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan.

Tantangan dalam Pengembangan CCUS
Pengembangan CCUS menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah biaya tinggi terkait teknologi penangkapan, transportasi, dan penyimpanan CO. Biaya investasi awal dan operasional yang tinggi dapat menjadi penghalang bagi banyak perusahaan untuk mengadopsi teknologi ini. Infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung CCUS, termasuk jaringan pipa untuk transportasi CO dan fasilitas penyimpanan geologis, sering kali belum tersedia atau tidak memadai. Penerimaan publik terhadap proyek CCUS juga menjadi tantangan. Banyak masyarakat yang masih kurang memahami teknologi ini dan memiliki kekhawatiran terkait keamanan penyimpanan CO serta dampak lingkungannya. Penyimpanan CO di bawah tanah membawa risiko geologis, termasuk kemungkinan kebocoran CO dari lokasi penyimpanan. Risiko ini memerlukan penelitian dan pemantauan yang cermat untuk memastikan bahwa penyimpanan dilakukan dengan aman dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun