Mohon tunggu...
MASE
MASE Mohon Tunggu... Lainnya - Mochammad Hamid Aszhar

Pembelajar kehidupan. Pemimpin bisnis. Mendedikasikan diri membangun kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hakikat Bisnis (Bagian Ketiga-Habis)

10 November 2022   07:17 Diperbarui: 8 Januari 2023   07:17 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketegangan, kecemasan bahkan penderitaan yang timbul di rumah kita hari ini, salah satu sumber utamanya adalah uang yang kita bawa pulang hari ini. Karena dari uang itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita. Itu digunakan untuk nafkah keluarga kita. Uang sejatinya energi. Jika uang yang kita bawa pulang itu bersama dengan keberkahan, hasil kita memberikan kepuasan, keuntungan dan kebahagiaan bagi sesama maka uang itu memancarkan energi tinggi berupa kepuasan, keuntungan dan kebahagiaan di rumah kita. Tetapi jika uang itu dihasilkan dengan cara-cara yang tidak etis dengan memanipulasi, merugikan dan membuat menderita customer, client atau buyer maka uang itu memancarkan energi rendah berupa kekecewaan, kerugian dan penderitaan di rumah kita.

Mungkin sebagian pebisnis berpikir "nipu-nipu dikit gak apa", "bohong-bohong kecil masih oke". Ini bukan masalah sedikit atau banyak. Ini bukan masalah kecil atau besar. Ini masalah niat kita dalam berbisnis. Ini adalah masalah vibrasi, frekuensi dan energi yang kita pancarkan. Apakah niatnya untuk memberikan kebahagiaan bagi orang lain? Atau niatnya hanya tentang keuntungan diri sendiri? Apakah vibrasi, frekuensi dan energi yang dipancarkan tinggi atau rendah? Jika kita berniat memanipulasi walaupun sedikit saja maka pasti ada balasan keseimbangannya. Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Apa yang kita berikan itulah yang kita terima. Hukum keseimbangan alam semesta ini tidak bisa dimanipulasi, direkayasa atau di "kadali". Bila kita sekarang menuai kerugian, kekecewaan dan penderitaan dalam berbinsis bisa jadi di masa lalu kita telah manabur perilaku dalam berbisnis yang menyebabkan orang lain dan lingkungan mengalami kerugian, kekecewaan dan penderitaan. Alam semesta sedang menyeimbangkan dirinya pada diri kita, hingga akun saldo kita yang negatif menjadi nol.

Jadi sangat penting untuk fokus pada bagaimana kita menjalankan bisnis. Langkah pertama adalah menjaga niat kita tetap bersih. Menjaga niat bisnis tetap dalam kerangka memberikan kemanfaatan (value) bagi orang lain, masyarakat dan lingkungan. Menjaga vibrasi, frekuensi dan energi tetap murni untuk "delivering happiness". Selanjutnya totalitas bekerja 100% secara etis dan menjunjung tinggi moral yang baik.  Tidak hanya ketenangan hidup, kepuasan dan kebahagiaan yang meningkat. Namun juga digit uang, kekayaan (assets) dan valuasi perusahaan kita. Ketika bisnis dijalani dengan banyak keberkahan maka tidak hanya serah terima uang atas barang dan/atau jasa yang kita berikan, namun juga terjadi serah terima energi yang baik. Kita tidak hanya membawa pulang keuntungan lahiriah berupa uang dan kekayaan namun juga membawa pulang keuntungan batiniah berupa kepuasan hidup dan kebahagiaan. Jadi kita perlu memiliki 2 rekening dalam hidup ini. Yang pertama adalah rekening untuk uang kita. Yang kedua adalah rekening untuk berkah kita. Kapan keberkahan bisa didapatkan? Sambil berproses membangun bisnis, bekerja dan menghasilkan uang. Tidak bisa secara terpisah.

Mengapa keberkahan dalam bekerja atau berbisnis itu sangat penting? Berapa banyak dari kita yang memiliki uang, kekayaan dan segalanya namun untuk menyelesaikan masalah kecil dan sederhana saja begitu rumit, besar effortnya bahkan tidak selesai juga sampai sekarang. Terkadang ada situasi kita melihat orang-orang yang tidak berdaya walaupun semua uang dan kekayaan diserahkan semua ketika anaknya terjerumus narkoba atau sakit yang tidak bisa disembuhkan. Berapa banyak dari kita yang mungkin dalam nominal uang dan kekayaan relatif kecil namun seakan hidup ini begitu lancar, semua urusan selesai dengan mudah (effortless), rintangan besar seakan menyingkir begitu saja, anak-anaknya menjadi anak-anak yang saleh/saleha serta bisa berprestasi hingga melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan baik dan tuntas. Bahkan seringkali dalam masalah kesehatan, dokter sudah mengatakan bahwa penyakit tidak mungkin disembuhkan, namun dengan keberkahan hidup yang telah dijalani selama hidupnya penyakit itu terangkat dan pulih sehat kembali dengan ikhtiar yang relatif minim. Uang hanyalah alat tukar untuk membeli sesuatu atau alat pengukur nilai kekayaan kita. Namun keberkahan dapat membuat keajaiban, sesuatu yang secara logika tidak mungkin menjadi mungkin. Ini adalah kekuatan dari keberkahan hidup.

Referensi :

Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah (QS 7 : 96; QS 3 : 200)

McGregor, Creed, Universal Laws: Unlocking the Secrets of the Universe: 7 Natural Laws of the Universe, CreateSpace Independent Publishing Platform (February 22, 2016) 

Longmore, Jennifer Longmore., 88 Universal Laws, CreateSpace Independent Publishing Platform (June 12, 2015) 

Angelheart, Anne E., Twelve Universal Laws: The Truth That Will Transform Your Life, Balboa Press (July 31, 2007) 

Singh, Manhardeep Singh., 12 Laws of the Universe, Independently published (October 20, 2021) 

Randazzo, Dottie., 442 Cosmic & Universal Laws,  lulu.com (May 14, 2012) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun