Ayat kedua dari Surat Al Fatihah mengajarkan pada kita suatu kebajikan hidup yang disebut syukur. Syukur bermakna syakara artinya "membuka/menerima/penuh" yang merupakan lawan dari kata kafara artinya "menutup/menuntut/hampa". Syukur artinya mengakui/membuka diri atas adanya nikmat, menerima/berterimakasih/merasa fulfilment atas segala nikmat yang telah dianugerahkan dan mendayagunakannya untuk kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan, kebermaknaan serta kemanfaatan hidup. Kita seringkali me"relate"kan kebahagiaan hidup kita dengan keinginan, ego dan hawa nafsu pada hal-hal duniawi yang terbatas (relative). Kebahagiaan hidup akhirnya sangat bergantung pada sesuatu di luar diri yang penuh kekurangan. Kita seringkali melekat pada permintaan dan tuntutan begini dan begitu pada hal-hal duniawi yang terbatas (relative). Kita juga sering me-relate/ membanding-bandingkan diri kita pada hal-hal di luar diri kita. Maka vibrasi, frekuensi dan energi yang terpancar adalah vibrasi, frekuensi dan energi kekurangan (scarcity).Â
Turunan dari syukur ini diantaranya adalah kesederhanaan, look inside untuk melihat apa yang sudah dimiliki dan mengoptimalkan apa yang ada, fulfilment, tidak membandingkan diri dengan orang lain, self awareness, tidak serakah dan abundance mentality.Â
Pelajaran di sini adalah untuk menerima dengan rasa syukur apapun yang telah dianugerahkan kepada kita. Jangan me-relate/ membanding-bandingkan diri kita pada hal-hal di luar diri kita yang sejatinya serba relatif/nisbi/terbatas."Relate" kan kebahagiaan kita dengan pengendalian pikiran, emosi, tubuh dan energi dari dalam diri kita sendiri, here and now. Tidak risau dengan masa lalu dan cemas dengan masa depan. Kebahagiaan itu ada di dalam diri kita, bukan di luar. Kebahagiaan itu ada di sini sekarang bukan di masa lalu atau masa depan. Bila kita mampu mengeksplorasi kebahagiaan dari dalam diri maka vibrasi, frekuensi dan energi yang terpancar adalah vibrasi, frekuensi dan energi keberlimpahan (abundance). Bila kita mampu hidup sepenuh hati, here and now, akan melatih kita untuk berada di kecepatan hidup yang tepat. Jadi bukan cepat tapi tepat. Terlalu cepat akan membuat kita lambat. Tepat, walaupun lambat, akan membuat kita sangat cepat. Hidup lebih fulfilment, lebih sehat, lebih bahagia, lebih sukses serta lebih bermakna. Setiap hari adalah hari ulang tahun kita. Saat ini, di sini, dengan kondisi apapun juga adalah perayaaan hidup, merayakan semua karunia dengan memberi apapun yang telah dianugerahkan kepada kita. Terus memberi sebagai pancaran jiwa kasih sayang kita, sebagai pancaran keberlimpahan dan cinta Tuhan, tanpa berharap apapun atau berharap kepada siapapun, bahkan tanpa berharap balasan yang berlipat-lipat di kemudian hari ini. Vibrasi, frekuensi dan energi yang terpancar adalah vibrasi, frekuensi dan energi keberlimpahan (abundance). Bila masih berharap sejatinya vibrasi, frekuensi dan energi yang terpancar adalah vibrasi, frekuensi dan energi kekurangan (scarcity).
Bersambung...
Referensi :
Ibn Katsir, Ismail , Tafsir Alquran al-Adziim, Dar Alamiah (774 H) Â (QS 1 : 1-7; QS 17 : 88; QS 11 : 13-14; QS 10 : 38)
Steven G. Smith, What is Scripture? Pursuing Smith's Question, Anglican Theological Review 90, 4 (2008): 756-758.
William A Graham, Scripture and Qur'an, Encyclopaedia of The Qur'an, 558-569.
McGregor, Creed., Universal Laws: Unlocking the Secrets of the Universe: 7 Natural Laws of the Universe, CreateSpace Independent Publishing Platform (February 22, 2016)
Milanovich, Dr. Norma J., Dr. Shirley McCune., The Light Shall Set You Free, Athena Publishing; Reprint edition (October 25, 1996)Â
Longmore, Jennifer Longmore., 88 Universal Laws, CreateSpace Independent Publishing Platform (June 12, 2015)Â