Mohon tunggu...
Moh Arif Widarto
Moh Arif Widarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Manusia nomaden, mengalir seperti air.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah di Saat Terakhir Cak Imin yang Jadi Cawapres Jokowi?

19 Mei 2014   04:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengumuman pasangan Jokowidodo dalan kontestasi pilpres 2014 segera memasuki babak-babak akhir. Jokowi sudah menyebut inisial cawapresnya yaitu J dan A. Di luaran sudah beredar bahwa JK sudah resmi menjadi Cawapres Jokowi. Zainal Bintang mengatakan bahwa keputusan JK sebagai Cawapres Jokowi diputuskan dalam rapat internal PDIP pada Sabtu, 17 Mei 2014. (Kompas, 18 Mei 2014).

Kita semua paham bahwa politik sangat cair dan keputusan-keputusan politik dapat berubah sewaktu-waktu, detik demi detik. Tujuannya adalah untuk mengambil keputusan politik terbaik.

PKB memang telah resmi menyatakan dukungan tanpa syarat kepada PDI Perjuangan untuk mengusung Jokowi sebagai Capres. Akan tetapi, dukungan resmi PKB itu belum tentu akan diikuti secara bulat oleh warga NU yang menjadi basis utama PKB. Kabar mengenai Ketua Umum PBNU yang secara pribadi mendukung Prabowo Subianto tentu akan menjadi pertimbangan bagi warga NU dalam menentukan pilihan pada 9 Juli 2014 yang akan datang.

Menyikapi hal tersebut, Cak Imin dikabarkan akan membujuk Kyai Said Aqil Siraj untuk mengalihkan dukungan pribadinya kepada Jokowi. Entah Cak Imin sudah melakukan persuasi kepada Kyai Said Aqil atau belum tetapi pada Sabtu, 17 Mei 2014, Kyai Said mengatakan bahwa beliau akan mendukung Jokowi apabila Cak Imin yang dijadikan Cawapres. (Kompas, 17 Mei 2014).

Di lain pihak, Khofifah Indar Parawansa yang telah ditunjuk oleh Jokowi untuk menjadi juru bicaranya pada hari yang sama juga mengatakan bahwa Cak Imin memiliki peluang untuk menjadi Cawapres Jokowi. (Kompas, 17 Mei 2014).

Posisi NU dengan lebih dari 40 juta anggotanya di seluruh Indoneia sangat strategis dalam setiap penyelenggaraan pemilu baik legislatif maupun pilpres. Dalam pemilu legislatif suara warga NU terbagi-bagi ke banyak partai politik karena NU memang tidak secara resmi mengikatkan diri kepada salah satu partai politik. Dalam ajang pilpres, apabila suara warga NU dapat diarahkan kepada salah satu pasangan Capres-Cawapres tentu pasangan Capres-Cawapres itu akan mendapatkan suara yang sangat besar sejumlah warga NU yang ada.

JK diakui sebagai warga NU dan karenanya dipercaya bahwa JK tidak akan menuai penolakan dari warga NU. Akan tetapi, dengan Ketua Umum PBNU menyatakan dukungan pribadinya kepada Prabowo Subianto, apakah penerimaan warga NU kepada JK secara otomatis akan berarti pemberian suarak kepada pasangan yang mengusung JK?

Saya tidak paham kalkulasi politik yang akan diambil oleh Megawati dalam menentukan Cawapres bagi Jokowi tetapi mungkinkah pernyataan Kyai Said Aqil Siraj bahwa beliau akan mendukung Jokowi apabila Cak Imin yang dijadikan Cawapres akan dijadikan pertimbangan penting oleh Megawati? Marilah kita tunggu saat pasangan Capres-Cawapres dari koalisi PDI Perjuangan diumumkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun