Malang, Jawa Timur – Dalam sebuah penelitian mendalam yang berlangsung selama Februari hingga April 2024, tim peneliti dari Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang (SPS UM) telah berhasil mengungkap salah satu faktor utama yang seringkali menjadi kendala bagi siswa sekolah dasar dalam memahami konsep pecahan. Fenomena ini dikenal sebagai "Natural Number Bias".
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Sri Rahayuningsih, S.Pd., M.Pd., dan melibatkan tim yang terdiri dari Dr. Ade Eka Anggraini, M.Pd., Dr. Mardhatillah, S.Pd.I., M.Pd, Dr. Siti Faizah, M.Pd., serta Mohammad Yusuf Randy, S.Pd., ini dilakukan di Sekolah Dasar pada Gugus 7 Kecamatan Sukun, Kota Malang. Sebanyak 171 siswa mengikuti tes awal untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pecahan. Selanjutnya, tujuh siswa terpilih untuk dilakukan wawancara mendalam guna menggali lebih jauh pola pikir mereka terkait konsep pecahan.
Apa itu "Natural Number Bias"?
"Natural Number Bias" adalah kecenderungan siswa untuk menerapkan pemahaman mereka tentang bilangan bulat (1, 2, 3, dan seterusnya) pada konsep pecahan. Hal ini menyebabkan siswa sering kali salah menginterpretasikan pecahan. Misalnya, mereka cenderung berpikir bahwa semakin besar angka di atas garis pecahan (pembilang), maka semakin besar pula nilai pecahan tersebut. Padahal, dalam konsep pecahan, nilai suatu pecahan ditentukan oleh perbandingan antara pembilang dan penyebut.
Dampak "Natural Number Bias"
Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pemahaman siswa terhadap konsep pecahan. Akibatnya, siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan pecahan, seperti membandingkan pecahan dan mengoperasikan hitung pecahan.
Mengungkap Natural Number Bias melalui Strategi Number Sense dan berbasis Aturan
Untuk mengungkap fenomena natural number bias, tim peneliti menggunakan dua strategi utama, yaitu strategi number sense dan strategi berbasis aturan. Strategi number sense bertujuan untuk mengukur pemahaman intuitif siswa terhadap konsep bilangan dan pecahan. Sementara itu, strategi berbasis aturan digunakan untuk mengidentifikasi sejauh mana siswa mampu menerapkan aturan-aturan perhitungan pecahan.
Temuan Penelitian