Temuan penelitian mengungkapkan bahwa siswa dengan tipe Pro Number Sense (PSS) dan siswa dengan tipe pro berbasis aturan (PSA) mengalami natural number bias pada bilangan pecahan. Siswa dengan tipe PSS memiliki karakteristik lebih suka menggunakan diagram (garis bilangan), fleksibel dalam memilih representasi, lemah dalam operasi pecahan terutama penjumlahan dengan penyebut berbeda, menganggap operasi pecahan sama dengan bilangan bulat. Sedangkan, siswa dengan tipe PSA memiliki karakteristik lebih sering menggunakan simbol-simbol matematis, cenderung menggunakan aturan baku, kuat dalam operasi hitung namun lemah dalam memahami perbandingan pecahan, menganggap perkalian selalu menghasilkan bilangan yang lebih besar dan pembagian selalu menghasilkan bilangan yang lebih kecil.
Implikasi bagi Pendidikan
Temuan ini memiliki implikasi yang sangat penting bagi dunia pendidikan. Untuk mengatasi natural number bias dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pecahan, para pendidik perlu:
- Pada siswa PSS perlu diberikan latihan yang lebih banyak dalam mengoperasikan pecahan secara simbolik. Selain itu, mereka perlu dibantu untuk menghubungkan representasi visual dengan konsep abstrak pecahan.
- Pada siswa PSA perlu diberikan kesempatan untuk lebih banyak mengeksplorasi konsep pecahan melalui representasi visual. Mereka juga perlu dibantu untuk memahami makna di balik operasi-operasi pecahan, bukan hanya menghafal aturan.
Langkah Selanjutnya
Tim peneliti berencana untuk mengembangkan program intervensi pembelajaran yang berbasis pada temuan penelitian ini. Program ini diharapkan dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam memahami konsep pecahan dan meningkatkan prestasi mereka dalam mata pelajaran matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H