Mohon tunggu...
Mohammad Vicky Indra Pradicta
Mohammad Vicky Indra Pradicta Mohon Tunggu... -

Doctor of Veterinary Medicine, Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepercayaan dan Peran Pemuda

23 Maret 2014   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Persaingan ketat antar parpol, caleg bahkan capres mulai terasa ketika mendekati pelaksanaan pemilu legislatif (pileg) pada 9 April 2014 mendatang. Masyarakat akan terus disuguhkan pemandangan perang atribut gambar partai/caleg/capres, argumen hingga konvoi di jalan-jalan sampai batas akhir kampanye. Namun, bila menilik lebih jauh tercetus pertanyaan dibenak kita, percayakah kita terhadap para parpol/caleg/capres tersebut?.Berbagai pertanyaan tersebut wajar saja bila kita meragukan atau timbul keraguan atas para parpol dan caleg peserta pemilu.

Menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap para peserta pemilu ini dipengaruhi oleh adanya krisis yang dialami oleh sejumlah partai politik. Krisis yang dimaksud yakni masalah korupsi, krisis internal hingga etika. Hal ini diperkuat oleh berbagai survei mengenai tingkat kepercayaan publik terhadap para parpol atau caleg. Salah satu contoh, berdasarkan hasil survei Political Communication Institute (Polcomm Institute) menunjukkan bahwa mayoritas publik tidak mempercayai partai politik. Ketidakpercayaan publik terhadap parpol dan calon legislatif mencapai 58,2 persen, sedangkan hanya 26,3 persen yang percaya.

Tingginya ketidakpercayaan publik terhadap parpol maupun caleg ini disebabkan tiga faktor utama. Menurut Direktur eksekutif Polcomm Insttute Heri Budianto tiga faktor tersebut antara lain pertama, banyaknya kader parpol yang terjerat kasus korupsi. Kedua, konflik internal partai yang muncul di publik. Ketiga, adanya pelanggaran etika yang dilakukan oleh kader parpol. Salah satu akibatnya dari adanya krisis kepercayaan publik yakni akan semakin meningkatnya angka golongan putih alias Golput. Masalah diatas diperparah dengan banyaknya masyarakat yang kurang atau bahkan tidak mengetahui track record sejarah kehidupan para calon pemimpin mengenai baik buruk mereka. Sehingga, tidak sedikit warga menggunakan hak pilihnya didasarkan atas dasar ngawur.

Munculnya berbagai problema diatas tidak bisa kita pungkiri. Salah satu cara yang bisa kita gunakan untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan melibatkan peran pemuda sebagai agent of changed. Seperti kutipan dari presiden pertama kita yakni Bung Karno, “Berikan aku 10 pemuda, maka aku bisa guncangkan dunia”. Kutipan kalimat tersebut terasa sederhana namun memiliki arti yang sangat luar biasa. Peran pemuda yang memiliki tingkat pengetahuan yang luas serta ditunjang dengan latar belakang wawasan yang cukup dapat dimaksimalkan dengan cara membuat dan merangkum rekam jejak dari masing-masing parpol maupun para caleg. Hasil rangkuman rekam jejak tersebut mengenai perilaku para caleg, kasus-kasus yang menimpa para caleg dimasa lalu dan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh publik untuk setidaknya dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap para parpol dan caleg. Oleh karena itu, diharapkan nantinya masyarakat dapat menentukan pilihannya kepada calon yang tepat.

Dengan keterlibatan para pemuda ini kedepannya dapat diharapkan tidak hanya terealisasinya pemilu yang jujur, bersih dan adil. Namun lebih dari itu, dapat diharapkan terpilihnya para pemimpin yang sesuai dengan kehendak rakyat serta memunculkan para pemimpin yang bersih dan benar-benar dapat mengedepankan kepentingan rakyat dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun