Cara dan pendekatan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam menyelesaikan suatu masalah dengan Gubernur Maluku Murad Ismail memang "cantik", dan bahkan perlu diapresiasi.
Sebagai publik figure dan pejabat pemerintahan, dia telah memberikan contoh kepada kita semuanya tentang cara menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, bukan dengan cara yang frontal dan membalas dengan kemaran. Sangat patut dicontoh.
Pembelajaran penyelesaian konflik itu berawal dari pernyataan perang Gubernur Maluku Murad Ismail kepada Menteri Susi. Sang Gubernur menilai berbagai kebijakan Menteri Susi di sektor perikanan dapat merugikan masyarakat Maluku, terutama kebijakan moratorium.
Dikutip dari kompas.com, salah satu yang disorot oleh Gubernur adalah sistem bagi hasil sistem dana bagi hasil (DBH) sebagai daerah penghasil yang tidak adil, kewenangan perizinan, dan regulasi yang mengatur retribusi daerah.
Selain itu, Murad juga mengkritik Kapal-kapal yang tidak mempekerjakan orang Maluku. Bahkan, yang paling dia kesal adalah Lumbung Ikan Nasional (LIN) sejak tahun 2010 tak kunjung terealisasi dalam bentuk regulasi dan program kebijakan.
Ia beranggapan bahwa seharusnya draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang LIN sudah sampai ke meja Presiden sejak dua tahun lalu, tapi hingga saat ini belum mendapat paraf (persetujuan) dari Menteri Susi. Selain itu, Menteri Susi juga dinilai dapat memiskinkan masyarakat Maluku.Â
Tentunya, ini "serangan" yang sangat telak bagi Menteri Susi. Terlebih lagi, secara terang-terangan Murad menyampaikan perang kepada Menteri Susi.
Jika Menteri Susi bukan pemimpin teladan, sudah barang tentu dia akan menanggapinya dengan nada tinggi dan akan menerima perang dari Murad. Apalagi, jabatan strukturalnya lebih tinggi dari pada Murad.
Namun ternyata, yang dilakukan Menteri Susi sangat jauh berbeda dari prediksi kita. Sejak Murad menyatakan perang, Menteri Susi terkesan irit bicara. Bahkan, ia pun tidak mau menanggapi tantangan perang itu.Â
Media pun tak berhasil meminta tanggapan dari Menteri Susi. Tak ada satu pun tanggapan dari Menteri Susi soal tantangan perang ini.
Meski begitu, dia tidak tinggal diam mendengar tantangan perang itu. Dia pun bermain cantik dan enggan turun langsung menghadapi sang gubernur yang dari awal sudah marah-marah.