Pemerintah Indonesia sudah mulai geram dengan jaringan organisasi yang menjadi dalang penyebaran isu hoaks hingga menyebabkan berbagai kerusuhan di Papua.
Salah satu pejabat yang terlihat sangat geram dengan jaringan ini adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dia pun membeberkan jaringan organisasi yang menjadi dalang di balik kerusuhan Papua itu.
Sebagaimana dilansir kompas.com, Tito menjelaskan ada jaringan lokal dan jaringan internasional yang menjadi dalang dalam insiden ini. Jaringan inilah yang menyusun berbagai strategi dan agenda setting dari berbagai aksi di beberapa daerah di Indonesia.
Adapun jaringan lokal itu adalah organisasi ULMWP (United Liberation Movement for West Papua atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat) dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat).
ULMWP merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat. Organisasi tersebut dipimpin oleh Benny Wenda.
Sedangkan KNPB adalah organisasi politik rakyat dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua Barat.
Jaringan inilah yang memproduksi hoaks-hoaks supaya kelihatan kondisi Papua kritis. Jaringan ini pula yang memengaruhi pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), sehingga mereka menggelar aksi di berbagai daerah.
Artinya, pergerakan mahasiswa Papua di beberapa daerah itu tidak murni berasal dari gerakan "ilmiah" sebagai agen of change. Tapi lebih pada pergerakan yang ditunggangi dan diprovokasi.
Oleh karena itu, saya ingin mengajak kawan-kawan mahasiswa Papua yang kemarinnya sempat melakukan aksi untuk sama-sama introspeksi diri. Mari merenung sejenak apakah pergerakan kita itu ilmiah atau tidak.
Selanjutnya, khusus untuk jaringan internasional adalah Benny Wenda sendiri yang saat ini tinggal di Oxford, Inggris.
Dilansir dari detik.com, Tito menjelaskan bahwa Benny Wenda sengaja memanfaatkan isu di Papua itu untuk diangkat ke rapat rapat Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) dan sidang umum PBB.