Sangat menarik untuk melhat Lewis Hamilton memakai seragam Ferrari untuk balapan F1 tahun 2025. Banyak pembalap F1 yang sudah sering gonta ganti mobil , tapi Lewis adalah pembalap yang berbeda, Dia adalah juara dunia 7 kali  Satu kali dengan McLaren tahun 2008 diusia 23 tahun dan 6 kali juara bersama dengan Mercedez-AMG PETRONAS tahun 2014, 2015, 2017,2018, 2019 dan 2020 sehingga menyamai rekor Michael Schumacher.  Tahun 2025 Lewis Hamilton memutuskan pindah kemudi ke Ferrari yang notabene mobil yang sangat jauh berbeda dengan Mercedez dilihat dari segi apapun. Bagaimana peluangnya untuk menjadi juara dunia ?
  Dari Segi usia Lewis sudah hampir mencapai 38 tahun , dimana dalam kejuaran balapan mobil usia tersebut sudah tergolong tua. Usia emas dalam balapn F1 adalah 20 -- 30 tahun. Seorang pembalap F1 dituntut untuk mempunyai stamina prima, mental kuat, pemberani dan otak pintar alias cerdas. Memacu mobil 300 km / jam adalah pekerjaan yang sangat sulit , bagaimana menyeimbangkan kecepatan mobil agar tetap kencang dan tidak mengalami tabrakan atau menabrak mobil lainnya karena sirkuit tentunya tidak hanya lurus tetapi ada banyak tikungan yang memacu adrenalin pengemudinya. Dilihat dari segi usia , Lewis akan sulit untuk menandingi pembalap yang usianya masih muda dan dibelakang kemudi mobil unggulan seperti Max Verstappen, Lando Norris, Oscar Piastri, Geoge Russel bahkan dengan rekan satu teamnya yaitu Charles Leclerc. Mungkin masih bisa bersaing dengan pembalap muda yang tidak pegang kemudi mobil unggulan seperti Pierre Gasly ( Alphine ), Yuki Tsunoda ( RB Visa ), Esteban Ocon ( Haas ), Carloz Sain ( William ), Fernando Alonso ( Aston Martin ). Secara teoritis, peluang Lewis hanya sekitar 30 persen untuk dapat meraih juara dunia F1 tahun 2025.
  Secara teknis, Lewis akan mengalami kesulitan dalam mengemudikan mobil Ferrari. Bagaimanapun Lewis harus melakukan adaptasi , karena mobil Ferrari tentunya sangat berbeda dengan Mercedez. Setiap mobil F1 pasti mempunyai desain yang berbeda satu sama lain dan sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak tombol di kemudi mobil F1 yang akan membuat pembalap bingung kalau tidak terbiasa. Masih ingat komentar pembalap Colapinto saat mengendarai pertama kali mobil William tahun 2024 kemarin ? Colapinto kebingungan karena banyak tombol di kemudi dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda, hanya dengan modal nekat dan berani saja Colapinto bisa memacu mobilnya di lintasan, namun akibatnya mobil Williamnya Colapinto sering menabrak dinding pembatas. Lewis harus melakukan adaptasi diawal balapan setidaknya di 5 GP awal yaitu di Melboune, Shanghai, Suzuka, Sakhir dan Jeddah. Kelima sirkuit tersebut memiliki lintasan yang berbeda sehingga bisa dijadikan sarana adaptasi untuk lebih mengenal mobil Ferrari. Mengingat balapan di tahun 2025 jumlahnya 24 seri maka Lewis masih punya harapan bisa mengemudikan mobil Ferrari di sisa balapan. Lewis secara teknik akan mampu untuk melakukan adaptasi karena sudah berpengalaman mengemudikan mobil F1 puluhan tahun
 Mobil Ferrari tahun 2025 berfokus pada keseimbangan dan distribusi bobot untuk memastikan kompetitivitas di berbagai kondisi lintasan.Keberhasilan Ferrari tahun 2024 yang nyaris menjadi kampium konstruktor membuat pengembangan di tahun 2025 menjadi pelengkap untuk kesempurnaan mesin. Mobil F1 Ferrari tahun 2025 dijuluki Project 677 akan mengalami pembaruan desain, sistem rem yang akan dibuat mirip punya Mercedez, adaptasi kokpit yang disesuaikan dengan kebiasaan Hamilton dan pengangkatan Direktur Teknis baru yaitu Loic Serra. Dari segi mobil, Lewis tidak perlu khawatir karena Ferrari punya segalanya dari segi Dana, Sumber daya manusia ,  fasilitas pengembangan sehingga mobil Ferrari akan meluncur dengan cepat asalkan dikemudikan dengan benar oleh pembalapnya.
 Lewis Hamilton harus menyadari bahwa di Ferrari bukan sebagai pembalap nomor satu seperti di Mercedez. Di Ferrari, masih ada pembalap utama yaitu Charles Leclerc. Pembalap ini sudah lama bergabung dengan Ferrari dan sudah terbiasa di balik kemudi mobil bermesin Ferrari sejak di Sauber. Strategi Ferrari tampaknya akan mmberikan kesempatan yang sama untuk kedua pembalapnya. Tidak ada pembalap utama sehngga Lewis seharusnya mempunyai peluang untuk memenangi beberapa balapan karena ada 24 seri GP. Dari analisa dan faktor teknis / non teknis yang akan terjadi di GP F1 tampaknya peluang Lewis tergantung pada dirinya sendiri . Sekarang tinggal Lewis Hamilton apakah masih punya kemampuan, keberanian untuk memacu mobilnya secepat mungkin untuk menjadi number one yang kedelapan kalinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI