Mohon tunggu...
Mohammad Setiawan
Mohammad Setiawan Mohon Tunggu... Ilustrator - Karyawan Sawasta

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Balap

Kebangkitan Ferrari di GP Formula One Tahun 2024

22 Oktober 2024   06:49 Diperbarui: 22 Oktober 2024   06:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    GP 1 di sirkuit Austin COTA Amerika Serikat telah berlangsung, Pembalap Ferrari Berjaya posisi satu dan dua. Charles Leclerc dan Carlos Sainz menguasai lomba balapan F1 minggu malam kemarin. Walaupun posisi start hanya posisi tiga dan empat, tapi pada saat race utama pembalap Ferrari berhasil melaju kencang untuk memenangi balapan. Keunggulan sudah dimulai dari start dimana Lando Norris dan Max Verstappen berebut posisi pertama sehingga Charles Leclerc dan Sainz berhasil mencuri posisi pertama dan ketiga .

  Dalam perlombaan di Austin, menunjukkan Ferrari secara diam-diam berhasil melakukan update mesin dengan baik. Dua pembalapnya dengan sempurna mengemudikan mobilnya dengan baik dan didukung dengan kekompakan di Pit Stop membuat mobil Ferrari melaju dengan cepat. Leclerc finis terdepan sekaligus mengklaim kemenangan yang ketiga di musim ini. Sainz dengan kegigihannya menuntaskan perlombaan di posisi kedua. Max Verstappen tidak terlalu jelek, dengan mobil yang seadanya masih bisa posisi ketiga setelah Lando Norris kehilangan 5 detik akibat dikenakan pinalti setelah dianggap melakukan kesalahan ketika menyalip Max di lap 52. Lando Norris walaupun start di posisi pertama namun mendapat hasil kurang baik yaitu berada di posisi empat.

   Max Verstappen masih berada di puncak klasemen dengan 354 point , disusul Lando Norris 297 point, Leclerc 275 point. Ke-tiga pembalap ini masih berpeluang untuk salip menyalip menjadi juara dunia F1 tahun 2024, karena secara matematika angka tersebut masih bisa disusul oleh para pembalap posisi dua dan tiga karena masih ada sisa 5 balapan lagi di Meksiko, Brasil, Las Vegas, Losail dan Abu Dhabi. Sangat menarik karena di tahun ini tidak ada pembalap yang dominan di setiap balapan. Mc Laren dan Ferrari bisa melakukan up grade mesin dan Red Bulls mengalami kemunduran dalam up grade mesin sehingga memungkinkan balapan menjadi kompetitif.

   Menarik untuk dilihat adalah keunggulan Ferrari yang secara diam-diam berhasil melakukan perbaikan di segala hal, mulai dari up grade mesin, kekompakan team, Pit Stop yang cukup cepat dan menghindari kesalahan-kesalahan strategi balapan membuat Ferrari sudah mendekat secara point di klasemen pembalap dan konstruktor. Leclerc hanya berjarak 23 point dengan Lando Norris dan 80 point dengan Max Verstappen. Klasemen Konstruktor masih dipegang oleh Mc Laren dengan 544 point disusul Red Bulls 504 point dan Ferrari dengan 496 point. Dengan hanya selisih 8 point dengan Red Bulls dan 48 dengan Mc Laren masih memungkinkan Ferrari akan menyalip keduanya.

  Kebangkitan Ferrari sebenarnya sudah dimulai di GP 1 Monza bulan Agustus 2024 dimana pembalapnya Leclerc menjadi pemenang dengan mengatasi dominasi pembalap Mc Laren dan secara kompetitif menempati posisi 1 sampai dengan 5 disetiap serinya sehingga berhasil mengumpulkan point demi point sampai berhasil memangkas jarak dengan Red Bulls. CEO Ferrari Frederic Vasseur tampaknya sudah berhasil membersihkan kesalahan kesalahan Ferrari dalam menghadapi balapan yang cukup ketat. Problem kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi sudah dapat dikendalikan sehingga Ferrari lebih konsentrasi dengan up grade mesin dan kematangan pembalapnya.

  Dengan sisa 5 GP tersisa , sangat menarik untuk melakukan analisa dan prediksi apakah Ferrari akan kompetitif dan stabil sehingga bisa memperoleh point sekaligus memenangi balapan ? Dari analisa umum untuk konstruktor Ferrari masih memungkinkan untuk mengejar Red Bulls dan Mc Laren dengan asumsi kedua pembalapnya di sisa 5 seri GP terakhir menduduki posisi 1 sampai 3. Kondisi ini masih bisa tercapai apabila Ferrari secara disiplin menerapkan strategi dan up grade mesin secara konstan serta tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Inilah kesempatan terbaik yang dimiliki Ferrari sejak tahun 2008 dimana terakhir pembalapnya Kimi Raikkonen menjadi juara dunia F1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun