Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan promosi oleh-oleh khas desa Ngadas yang merupakan salah satu dari 36 desa Suku Tengger dengan wisata utama, yakni Gunung Bromo. Keindahan Bromo mengundang banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Malang - Pada Selasa (21-06-2022) tim pengabdian dariKepala Desa Ngadas, Mujianto pada Selasa (21/06) menyatakan pada tim terkait oleh-oleh dan souvenir khas Desa Ngadas sudah banyak pilihannya, bila dibarengi dengan promosi dan kesadaran dari masyarakat akan potensi yang desa Ngadas miliki tentu membuat jangkauan masyarakat yang mengetahui terkait oleh-oleh dan souvenir khas Desa Ngadas menjadi lebih luas. Sehingga, pemanfaatan dari lokasi geografis desa Ngadas yang termasuk dalam teritori destinasi wisata Bromo yang dikunjungi oleh banyak wisatawan, pengolahan sumber daya alam, dan promosi oleh-oleh serta souvenir khas Desa Ngadas dapat dilakukan dengan optimal.
"Untuk oleh-oleh, souvenir seperti udeng khas Desa Ngadas, dan makanan yang terbuat dari bahan alam dari Desa Ngadas berupa kentang yang diproduksi langsung oleh perseorangan maupun kelompok sadar wisata Desa Ngadas ada banyak pilihannya. Namun, kesadaran masyarakat Desa Ngadas akan potensi yang desa mereka miliki masih kurang, jadi berjalannya tidak maksimal" terangnya.
Terletaknya Desa Ngadas di teritori destinasi wisata Gunung Bromo menjadi salah satu keuntungan bagi Desa Ngadas yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Banyaknya wisatawan yang berkunjung baik dari dalam maupun luar negeri ke destinasi wisata Bromo dan mencari oleh-oleh khas destinasi wisata yang dikunjungi untuk dibawa pulang sebagai buah tangan menjadi pendorong Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang untuk memanfaatkannya dengan melakukan kegiatan promosi oleh-oleh dan souvenir khas Desa Ngadas. Kegiatan promosi yang dilakukan bertujuan agar oleh-oleh khas Desa Ngadas lebih dikenal oleh masyarakat terutama wisatawan dan juga untuk meningkatkan pendapatan serta skill masyarakatnya dalam mengolah sumber daya alam yang ada di sekitaran lokasi tinggal masyarakat desa Ngadas.
Pada kesempatan yang sama pula, Dr. Edi Suhartono, S.H., M.Pd selaku Ketua Pelaksana dari kegiatan pengabdian Universitas Negeri Malang menyampaikan bahwa adanya bermacam-macam pilihan oleh-oleh dan souvenir khas Desa Ngadas yang diproduksi langsung oleh masyarakatnya memberikan wisatawan kemudahan untuk memilih buah tangan yang sesuai dengan selera mereka. Promosi juga telah dilakukan, tetapi dinilai belum maksimal. Sehingga, tidak bisa mencangkup masyarakat secara luas yang membuat pengaruh dari promosi atas produksi oleh-oleh dan souvenir khas Desa Ngadas belum meningkat secara signifikan.
"Oleh-oleh dan souvenir yang dibuat oleh kelompok sadar wisata dikoordinir secara langsung oleh pak Mujianto selalu kepala desa, pilihannya juga sudah banyak. Namun, memang perlu adanya pengembangan lebih lanjut agar dapat mencangkup masyarakat dan wisatawan dari berbagai daerah. Sehingga produksi bisa lebih besar lagi" tukasnya.
Promosi oleh-oleh khas Desa Ngadas dilakukan dengan menggunakan video promosi yang disebarkan melalui media sosial dan juga promosi kepada para wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata.
Dari adanya kegiatan promosi yang dilakukan oleh tim pengabdian dari Universitas Negeri Malang diharapkan dapat membantu masyarakat desa Ngadas untuk mempromosikan oleh-oleh khas desa mereka secara optimal dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H