Kemajuan teknologi dewasa ini kian mengundang berbagai perubahan pada sektor industri kehidupan, sebut saja media penyiaran yang turut terpengaruh akan hal ini. Inovasi menuju arah yang lebih baik, praktis dan digital menuntut adanya pergeseran total yang semula berada pada ranah analog.
Ishadi, selaku ketua ATVSI menguak fakta bahwa sebesar 40% anak muda tidak lagi menonton siaran TV secara fisik, melainkan melalui gadget. Pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Seluruh sektor industri di dunia termasuk Indonesia mulai bertransformasi mengikuti revolusi industri 4.0, agar bisa bertahan dalam era disrupsi ini. Beberapa persiapan harus dilakukan stasiun televisi terutama berkaitan teknologi dan talent .
Meski konten program televisi tidak akan mengalami perubahan yang terlalu banyak karena isi program tetap berdasarkan keinginan pasar yang ditentukan oleh share dan rating, namun tetap saja pengelola harus melakukan intropeksi sebagai dampak dari revolusi industri disrupsi ini.
Program acara televisi juga harus menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi sasaran tersebut. Perusahaan yang satu lagi kehilangan nama beserta kekayannya. Semua digabungkan dengan perusahaan yang lain. Merger dilakukan untuk melakukan efisiensi, yaitu dengan menguasai pasar dan iklan, melalui penggabungan suatu perusahaan media yang dapat menguasai suatu informasi, dan termasuk mendistribusikan informasi yang terkait dengan kepentingan perusahaan bahkan pemiliki.
Program televisi sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah perusahaan televisi. Program acara televisi juga menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi sasaran tersebut.Â
Menurut Morissan (2011), terdapat dua jenis program televisi yakni: 1) Program Informasi dan 2) Program Hiburan. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.Â
Dalam hal ini program informasi terbagi menjadi dua bagian pertama yaitu berita keras (hard news) artinya sebuah berita yang sajiannya berisi tentang segala informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak.Â
Kedua berita lunak (soft news) yaitu sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik ysng disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk dalam kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri berada diluar program berita.Â
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori ini adalah drama, musik, dan permainan (game).
Harus diakui, proliferasi smartphone dan tablet dengan cepat mengubah kebiasaan menonton TV, khususnya di kalangan ge nerasi muda. Sebelumnya, Ofcom dalam laporan triwulan mereka menyebut kaum muda usia 18-24 tahun menonton televisi on-demand pada komputer dan smartphone, bukannya TV konvensional. Angka-angka dalam penelitian menunjukkan bahwa 57% kelompok usia ini menonton acara on-demand pada laptop atau PC, sedangkan 45% lebih memilih untuk melihat pada smartphone. Hanya 40 % menggunakan perangkat televisi konvensional, benda yang diprediksi bakal kian ditinggalkan di tahun-tahun mendatang.