Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir dua tahun. Selama dua bulan terkahir, pasien Covid-19 mengalami lonjakan yang cukup tinggi, yang mana akhirnya memaksa pemerintah untuk menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Hampir seluruh kabupaten di Jawa Timur menerapkan kebijakan PPKM, termasuk di kabupaten Lumajang.
Angka kasus positif Covid-19 yang susah menurun salah satunya disebabkan karena kurangnya minat baca masyarakat. Selain itu, masyarakat juga cenderung lebih mengabaikan tentang protokol kesehatan Covid-19 seperti yang terjadi di Desa Dawuhan Lor, Kabupaten Lumajang.
Oleh karena itu, salah satu mahasiswa Universitas Jember (http://unej.ac.id) yang sedang menjalankan KKN Back to Village 3 yaitu Mohammad Maulana Rafzanjani Al amin melakukan sebuah inovasi untuk masyarakat Desa Dawuhan Lor.
Maulana mengatakan bahwa inovasi yang dilakukan untuk masalah tersebut yaitu dengan menciptakan sebuah produk handsanitazer alami yang dapat dibuat dari bahan daun sirih dan jeruk nipis
"Handsanitazer ini terbuat dari bahan dasar rebusan daun sirih dan air jeruk nipis, air daun sirih sebanyak 15 persen ke atas sama efektifnya dengan etanol 70 persen untuk mengurangi jumlah bakteri dan virus dan sama halnya yang terdapat pada handsanitezer pada umumnya untuk air jeruk nipis sendiri berfungsi untuk mengurangi oksidasi berlebih pada air daun sirih" ungkap Maulana.
Maulana juga menambahkan bahwa handsanitazer tersebut dapat dibuat dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya.
"Saya merasa terbantu dengan handsanitezer yang dibuat Mas Maulana. Dengan adanya handsanitezer tersebut akan lebih hemat,mengingat harga handsanitazer yang mahal dan ketersediaan barang yang langka, dengan itu saya dapat mencegah dan mengurangi penularan virus Covid-19," kata bapak Muslich salah satu warga Desa Dawuhan Lor.
Andy Rohman, selaku kepala desa juga sangat senang dan merasa terbantu dengan adanya program mahasiwa KKN tersebut.
"Jujur selama ini saya susah sekali mengajak masyarakat menaati prokes. Berulang kali sudah saya ingatkan akan bahaya Covid-19 namun, warga masih menentang," jelas Andy.