Mohon tunggu...
Mohammad Matin
Mohammad Matin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hobi membaca dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Belajar Linguistik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

27 Desember 2023   11:15 Diperbarui: 27 Desember 2023   12:56 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran Kajian Patologi Bahasa Bidang Interdisipliner dengan Anak Berkebutuhan Khusus

Mohammad Matin Erca Handika dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. 

Mahasiswa dan Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia & Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Linguistik menjadi salah satu kajian dalam bahasa Indonesia yang membahas tentang bahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehingga, linguistik berperan sebagai sarana mewujudkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Opini ini diperkuat oleh pendapat Kridalaksana (1983), yang menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mempelajari, mengkaji atau menelaah hakikat dan seluk beluk bahasa, yakni bahasa secara umum yang dimiliki manusia sebagai alat komunikasi atau linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menyelidiki bahasa secara ilmiah.

M. Syahrun Effendi (2012) berpendapat bahwa linguistik sering digunakan untuk menyatakan ilmu bahasa. Istilah Linguistik biasa juga dinyatakan dengan berbagai istilah, diantaranya dalam kurikulum perguruan tinggi (PT), khususnya pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, istilah linguistik dinyatakan dengan nama-nama mata kuliah yang berbeda. Ada yang memberi nama dengan dengan sebutan linguistik, pengantar linguistik, linguistik umum atau pegetahuan linguistik umum.

 Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat kecerdasan siswa yang berbeda. Salah satunya ada anak yang mengalami berkebutuhan khusus atau ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Sehingga perlu adanya kajian linguistik yang mempelajari tentang kajian patologi bahasa. Patologi bahasa adalah salah satu kajian linguistik yang membahas tentang gangguan atau kelainan dalam berbahasa. Chaer (2009: 30) mengatakan, para pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa sebagai “satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer,” yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mendefinisikan diri. Dari pendapat tersebut sekelompok Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), yang mempunyai gangguan dalam berbicara pasti memiliki makna di dalam bahasa yang ia ucapkan. Baik itu melalui bahasa isyarat atau penekanan pada kata tertentu.

Bahasa termasuk patologi yang menyertainya, secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua bentuk dasar, yaitu bahasa reseptif atau kemampuan memahami apa yang dimaksud dalam komunikasi lisan, dan bahasa ekspresif atau kemampuan memproduksi bahasa yang dapat dipahami oleh dan berarti bagi orang lain (Friend & Bursuck, 2002). Masalah bahasa reseptif meliputi tidak merespon pertanyaan dengan benar, tidak dapat mengikuti instruksi secara lisan, dan ketika seorang guru mengajak bicara, mungkin akan terasa takut karena ia tidak mampu menerima apa yang disampaikan oleh guru. Masalah bahasa ekspresif meliputi berbicara dengan gagap, ada satu atau dua huruf yang tertinggal, misalnya  “Aku mau makan nasi” menjadi “A u a u ma an na i” dan bisa juga ketika berbicara sering melompat ke satu topik ke topik yang lainnya.

Di era digital ini, banyak teknologi yang sudah melatih anak yang memiliki kelainan dalam berbicara untuk melatih komunikasi dan berbahasa Indonesia yang baik dan benar walaupun harus menggunakan bahasa isyarat. Namun, teknologi hanyalah sarana, sebagian besar peran untuk membimbing Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah guru. Guru mempunyai kewajiban untuk membimbing siswa - siswinya dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Guru harus bisa memahami seluruh aspek siswanya, baik dari aspek fisik, karakter, maupun kecerdasan.

Salah satu teknologi yang banyak dimiliki oleh pengguna media sosial adalah handphone. Handphone menjadi salah satu teknologi di era digital yang sangat pesat perkembangannya. Di dalam handphone tentunya terdapat aplikasi yang berfungsi untuk menambah wawasan dunia.

Di dalam sebuah penelitian, salah satu contoh aplikasi yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah YouTube. Hapsari dalam Firlisa & Hasanudin (2020) menjelaskan bahwa YouTube adalah suatu media video yang bermanfaat dalam kegiatan sharing, menyampaikan pesan, dan pembelajaran. Selain itu, Sianipar dalam Samosir, dkk., (2013) berpendapat, aplikasi YouTube merupakan konten video sebagai sarana informasi yang beragam di media sosial.  Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Youtube adalah media sosial yang bermanfaat sebagai sarana penyebaran informasi maupun konten video.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun