Mohon tunggu...
Mohammad Juanda
Mohammad Juanda Mohon Tunggu... -

Staf LBH Progresif Kabupaten Tolitoli

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Tiga Pekan Sudah Ciling-Ciling Tiada

5 Maret 2014   02:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari berlalu Batang Jerami terlihat murung setelah ditinggal pergi sahabat kecilnya Si Mungil. Tak terasa, sudah tiga pekan Ciling-Ciling tiada. Ia mati karena sampah menyesakkan sungai tempat tinggalnya.

“Bagaimana kabarmu?,” sapa Pak Tua Ikan Haruan kepada Batang Jerami, memecah hening sore itu.

“Baik-baik Pak Tua,” jawab Batang Jerami, seraya mengibas-ngibaskan badannya dari sisa-sisa sampah yang tersangkut pada seluruh jemari-jemarinya.

Sampah-sampah yang dibuang manusia ke sungai itu berhamburan. Sampai-sampai limbah plastik tersangkut pada semua batang-batang pohon yang tumbuh di sepadan sungai, karena terbawa air pasang.

“Namun aku masih sedih ditinggal Ciling-Ciling,” katanya lagi kepada Pak Tua.

Hampir setiap menit Batang Jerami menetsekan air matanya. Kesedihannya itu tidak hanya dipicu oleh kematian Ciling-Ciling, tetapi juga kian hari manusia terus-menerus menjadikan sungai sebagai bak sampah. Mereka tidak perduli akan bahaya yang mengancam jika sampah-sampah itu sampai menyumbat arus alir sungai.

“Ia, malang benar nasib Si Mungil,” ujar Pak Tua, menyambut percakapan keduanya.

“Manusia-manusia memang mahluk paling egois. Yang mereka pikirkan hanyalah kehidupan mereka saja,” kata Pak Tua lagi.

“Ia Pak Tua. Mari kita berdoa semoga Ciling-Ciling bahagia di alamnya saat ini,” kata Batang Jerami.

“Tidak terasa, sudah tiga pekan ia mati. Masih membekas, ia mati dipangkuanku,” tambah Batang Jerami. Tak terasa, air matanya mengucur mengenang sahabatnya itu.

Hampir lima jam Batang Jerami dan Pak Tua berbincang. Yang mereka bicarakan hanyalah tentang penyebab kematian Ciling-Ciling.

Diakhir pembicaraan, samar-samar terdengar Pak Tua berpesan agar Batang Jerami terus waspada, karena menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, hingga waktu berjalan kedepan, sampah-sampah akan terus membanjiri sungai.

“Kita masih menunggu keajaiban Tuhan, agar sungai ini kembali bersih dan tidak dicemari limbah seperti dahulu kala,” kata Pak Tua sambil berlalu. ***

Sampai Jumpa Lagi…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun