Mohon tunggu...
Mohammad Iwan
Mohammad Iwan Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar Seumur Hidup

Untuk tetap selo, menyeruput kopi pahit dua kali sehari adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fences, Cinta yang Tak Lelah Memberi

30 Januari 2017   07:06 Diperbarui: 30 Januari 2017   08:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi. Rorypnm.com"][/caption]

Troy, seorang laki-laki kulit hitam berusia 53 tahun. Pemain baseball hebat di masa mudanya, gagal meneruskan karirnya karena kasus pembunuhan yang menyebabkan dirinya mendekam lama di penjara.

Pasca bebas, Troy melanjutkan hidupnya dengan menjadi pemungut sampah demi menafkahi keluarganya. Rose, istrinya yang rela mengubur mimpi dan harapannya berusaha menikmati setiap detik hidupnya bersama seorang laki-laki yang tampak tegar dan penuh kelakar yang sesungguhnya itu semua, semata untuk menutupi kekecewaannya pada hidup yang seolah terus menghukumnya.

Denzel Washington, sukses menghidupkan tokoh Troy. Laki-laki sebaya yang cerewet, gaya bertuturnya layaknya rapper negro, cepat, penuh intonasi dengan gestur yang memukau. Semua orang yang ada di sekitar Troy, tahu betul, betapa laki-laki gagah ini sangat rapuh. Rose, Bono--sahabat sekaligus tetangga terbaiknya--, Cory--anak laki-lakinya yang juga tergila-gila pada baseball--, adalah orang-orang yang mengerti betul betapa arogannya Troy.

Cory, sang anak yang sebetulnya sangat mengidolakan ayahnya sebagai pemain baseball terhebat di masanya. Dipaksa mengubur mimpinya--untuk menjadi pemain baseball profesional--, oleh kekerasan hati ayahnya yang gagalmove on dari kekelaman masa lalu. Perseteruan ayah dan anak itu berujung pada pengusiran.

Perselingkuhan Troy dengan Alberta yang menghadirkan seorang bayi perempuan, adalah ujian terberat Rose. Ketulusan Rose saat menerima bayi perempuan itu di rumah sederhana mereka, karena Alberta meninggal saat melahirkan, menjadi adegan yang cukup mempermainkan emosi, dan seolah menegaskan, 'Rose'lah sang sosok protagonis.

Mengambil setting di sebuah kompleks pemukiman sederhana di kota Pitssburgh, Pennsylvania, salah satu negara bagian Amerika Serikat di tahun 80an. Fences, sebuah film yang diangkat dari kisah nyata. Mengajak kita untuk melihat sisi lain Amerika. Perjuangan, kekerasan hati, pencarian jati diri, persahabatan, penghianatan, dan cinta yang selalu memberi, dikemas apik dalam film yang berdurasi hampir dua jam itu.

Fences yang berarti pagar. Adalah salah satu adegan di mana Bono meminta Troy untuk membuatkan pagar di halaman rumahnya. Kepada Troy, Bono mengatakan alasannya membuat pagar,

"Pagar akan melindungi kita dan keluarga, membatasi yang berada di dalam tetap di dalam, dan yang di luar biarlah tetap di luar."

 

Bogor 30012017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun