Mohon tunggu...
Mohammad Iqsan
Mohammad Iqsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai Astronomi, Perkembangan Teknologi Digital..........

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Commerce: Akankah Menjadi Ancaman terhadap UMKM di Indonesia?

21 September 2023   16:02 Diperbarui: 21 September 2023   16:14 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa Itu "Social Commerce"?

                Social Commerce merupakan proses jual beli barang dan layanan secara melalui media sosial. Mengacu pada pengalaman belanja online dan bersosial media yg menjadi satu dalam sebuah aplikasi. Beberapa tahun yang lalu, aplikasi sosial media hanya menyuguhkan hiburan di bidang Entertainment. Namun semua mulai berubah 2-3 Tahun terakhir, kini aplikasi sosial media juga menghadirkan fitur belanja online. 


Perkembangan TikTok menjadi "Social Commerce"

                TikTok berasal dari China yang merupakan versi internasional dari aplikasi Douyin yang terpisah, diluncurkan pada tahun 2017. Awalnya TikTok hanyalah sebuah aplikasi sosial media biasa yang berbasis "Video Pendek".

                Fitur "TikTok Shop" ditambahkan pada 17 April 2021, fitur Shop memberi pengalaman baru kepada pengguna. Tidak hanya sekedar hiburan tetapi juga mempermudah mereka untuk belanja disaat yang bersamaan. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi ditahun sebelumnya, hal ini menyebabkan pedagang yang membuka toko online semakin banyak.

                Hingga pada akhirnya TikTok merilis fitur "Live" yang dirilis ada tanggal 26 Mei 2022, . Dengan adanya fitur ini pengguna yang juga merupakan pedagang bisa melakukan siaran langsung sembari mempromosikan barang daganan mereka. Melakukan Siaran Langsung dengan menyajikan hiburan sembari mempromosikan barang dagangan adalah cara yang cukup efisien untuk menarik pembeli.



Faktor Pemicu Persaingan Toko Online Dengan Pelaku UMKM

1. Persaingan Harga E-Commerce Dengan UMKM

                Para pelaku UMKM harus membayar sewa lapak, sehingga membuat harganya sedikit lebih tinggi daripada toko online. Disisi lain, pemilik toko online tidak perlu membayar sewa lapak sehingga bisa menekan harga jual. Ditambah lagi dengan subsidi dari pihak aplikasi disaat event tertentu, itu membuat harga barangnya menjadi lebih murah lagi. 


                Dengan adanya perbedaan harga yang signifikan,  hal ini menjadi pertimbangan banyak orang untuk membeli barang di Social Commerce seperti TikTok daripada harus membeli secara langsung dengan harga yang lebih tinggi. 



2. Pengaruh Influencer Terkenal

                 Ketika para Influencer mempromosikan suatu Brand,  hal itu dapat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sehingga meningkatkan penjualan melalui e-commerce terbukti dan teruji secara empiris untuk strategi pemasaran digital yang sukses.

                Hal ini tentu saja mempengaruhi penjualan para pelaku UMKM, orang-orang lebih tertarik untuk membeli sebuah barang melalui E-Commerce rekomendasi mereka daripada membeli melalui toko yang lebih kecil. Memang tidak semua orang lebih memilih untuk belanja secara online, namun hal ini tetap mempengaruhi UMKM di beberapa daerah. 



3.Sebagian Brand Melakukan Promosi dan Penjualan Secara langsung di E-     Commerce dan Social Commerce Terpopuler

                Sebagian Brand menjual dan mempromosikan produknya secara langsung di Social Commerce mereka secara langsung dengan menggandeng Influencer terkenal. Mereka melakukannya untuk meningkatkan penjualan, dan hal ini terbukti sangat sesuai dan efisien.

                Penjualan meningkat dengan signifikan, tentu saja hal ini menjadi salah satu strategi yang bagus oleh Brand-Brand besar. Mereka bisa memberikan harga yang sedikit berbeda dengan toko kecil, hal ini dikarenakan biaya distribusi bisa dialihkan untuk melakukan promosi secara langsung.



Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Para Pelaku UMKM

                Beberapa daerah di Indonesia mulai merasakan dampaknya, sebagian orang ada yang sudah gulung tikar karena penjualan yang terus menurun dan tidak bisa menutupi biaya modal. Salah satu yang paling terdampak adalah di industri Fashion, beberapa pasar tradisional malah ada yang sudah terlihat sepi di bagian penjual pakaiannya.

                Tidak sedikit pedagang yang muai merasa khawatir dengan hal ini, mereka mulai mengeluh dan was-was akan usaha mereka yang mulai lesu. UMKM memiliki peran yang besar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Perannya yang dapat menyediakan jaring pengaman untuk menjalankan kegiatan ekonomi khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, ini menjadi hal yang sangat penting bagi negara



Cara Agar Bisa Tetap Bertahan

               Untuk megatasi permsalahan ini, para pelaku UMKM bisa mulai berinovasi dengan mempromosikan produk dan menjualnya secara online. Meskipun akan terasa sulit karena harus bersaing dengan para Influencer dan toko yang sudah besar, setidaknya itu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. 

                Dalam hal ini pemerintah juga memiliki peran dalam membuat dan mengatur regulasi yang ada serta membuat berbagai program yang dapat mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Menolak perubahan dan tetap bertahan dengan cara lama bukanlah hal yang bagus, hal ini hanya menjadi penghambat kemajuan.

                Mau atau tidak, suka atau tidak yang namanya perubahan itu adalah suatu kepastian. Bagaimana kita menyikapi perubahan itulah yang menentukan bisa atau tidaknya kita bertahan di Era Digital ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun