Mohon tunggu...
Mohammad Hilmi
Mohammad Hilmi Mohon Tunggu... Lainnya - Rakyat Indonesia

Hewan berakal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Resep Anti Terbakar Api Neraka

20 Juli 2022   20:33 Diperbarui: 20 Juli 2022   20:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikisahkan hidup seorang suami istri yang hidup dalam keadaan serba kekurangan. Suatu saat si suami mendapat rezeki uang lebih. 

Lantas sang suami meminta saran kepada si istri, "Mau beli apa?" tanya suami. "Belikan daging saja! sudah lama kita tidak makan daging," jawab si istri.

kemudian suami pun pergi ke pasar daging dan membeli beberapa potong. Lantas pulang dengan membawa daging empuk yang telah ia beli. 

Di tengah perjalanan, banyak orang yang berkerumun di masjid. "Pasti ada jenazah yang hendak dishalati" gumam suami dalam hati melihat lautan manusia di masjid. 

"Sebaiknya saya ikut menshalati" terus dalam hati suami seraya melangkahkan kaki ke masjid. Suami berbaur dengan orang-orang dan ikut menshalati jenazah. Daging yang sedari tadi dia bawa, ditaruh di pinggir masjid.

Usai shalat suami langsung pulang. Daging yang ia beli dari pasar diserahkan kepada istri untuk diolah. Anehnya, daging itu tidak bisa dipotong. 

Direbus berjam-jam direbus warnanya tetap merah segar. Bahkan, dibakar dan dipanggang pun warnanya tetap tak berubah. Pasutri itu dilanda rasa heran sekaligus bingung yang mendalam dengan apa yang terjadi.

Di tengah kebingungan yang menyelimuti hati, mereka bermimpi. Dalam mimpi itu terdengar suara: 

"Daging yang engkau bawa menshalati orang shalih atau wali Allah saja tidak bisa terbakar. Apalagi dagingmu, jika engkau beriman pada Allah dan Rasul-Nya serta mencintai orang-orang shalih."

Dari kisah diatas bisa diambil ibrah bahwa tidak ada ruginya sedikitpun mencintai orang-orang shalih.

(Diambil dari beberapa sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun