Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kejahatan di Indonesia tetap berada di level konstan dan sedikit meningkat. Terutama di dalam laporan harian tentang tindak kejahatan pencurian maupun pencurian dengan kekerasan, pelecehan seksual, penganiayaan, perampokan, penculikan anak di bawah umur, dan lain sebagainya. Pada artikel ini, kita dapat melihat Pendidikan karakter dapat membantu mengurangi kejahatan.
Terlepas dari laporan pihak kepolisian terkait penangkapan terhadap pelaku kejahatan dan dipenjarakan sesuai hukum berlaku tapi itu semua tidak bisa sepenuhnya mengurai secara permanen tingkat kejahatan kriminalitas di Indonesia. Solusi untuk semua ini banyak dan beragam dan terbatas pada media sosial. Dari perspektif pencegahan, salah satu alasan utama di balik kejahatan adalah kurangnya Pendidikan karakter.
Pendidikan karakter mengacu pada proses penanaman nilai-nilai moral dan etika pada individu sejak usia muda, untuk membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan berkontribusi. Mari jelajahi konsep pendidikan karakter dan bagaimana hal itu dapat membantu mengurangi kejahatan.
Pendidikan Karakter dan Kejahatan:
Kejahatan seringkali merupakan hasil dari orang yang membuat keputusan yang buruk dan nilai moral yang kurang. Beberapa orang suka mengaitkan kejahatan dengan peristiwa yang terjadi puluhan tahun sebelum mereka lahir, lingkungan mereka, atau karena mereka adalah "korban masyarakat". Hal ini benar-benar salah.
Kejahatan bukanlah hasil dari kemiskinan atau lingkungan tempat mereka tinggal, tetapi pilihan pribadi yang salah karena kurangnya pendidikan karakter. Dengan mengajarkan individu untuk membuat pilihan yang lebih baik dan menanamkan nilai-nilai moral, seperti tanggung jawab pribadi, kejujuran dan rasa hormat, pendidikan karakter dapat membantu mengurangi tingkat kejahatan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan orang tua, tekanan dalam hubungan teman sebaya, pendidikan, dan fungsi otak adalah pengaruh utama perilaku kriminal. Individu yang telah menerima pendidikan karakter meskipun kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam kegiatan kriminal. Mereka lebih cenderung menghormati orang lain, membuat keputusan yang baik, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Selain itu, pendidikan karakter dapat membantu individu mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, yang berguna untuk menghindari atau menyelesaikan konflik tanpa menggunakan kekerasan.
Orang tua adalah pendidik moral utama anak-anak kita, tetapi sementara ada klaim palsu oleh media, kelompok aksi minoritas, dan penganut "Teori Ras Kritis" bahwa banyak orang adalah "korban" dari hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan atau oleh sistem yang menindas, penyebab sebenarnya dari kejahatan sedang disikat di bawah karpet. Penyebabnya adalah kurangnya tanggung jawab pribadi orang tua dan anak. Siklus ini berlanjut hingga sekarang kita melihat remaja mencuri mobil dan menabrak toko setiap hari!
Pendidikan Karakter di Sekolah:
Seperti yang dikatakan, orang tua seharusnya menjadi pendidik moral anak-anak mereka, tetapi ini tidak terjadi pada tingkat yang diperlukan untuk masyarakat yang beradab. Kecuali sekolah mulai mengisi kekurangan ini, kita hanya bisa mengharapkan kekacauan di masa depan.
Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum di setiap sekolah. Sekolah adalah tempat yang ideal untuk mengajarkan karakter karena menyediakan lingkungan di mana siswa dapat belajar, mempraktikkan, dan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan di dalam gerbang mereka dan kode etik siswa mereka.