Mohon tunggu...
Mohammad Hanif Fajri
Mohammad Hanif Fajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sejarah-Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Literasi dalam Pendidikan Masyarakat Indonesia

21 September 2021   13:27 Diperbarui: 21 September 2021   13:30 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi dan perkembangan IPTEK merupakan sebuah hal dan tuntutan zaman yang tidak bisa dihindari oleh semua orang. Hal tersebut menjadi bentuk perubahan zaman yang mempengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan tidak terbatas pada usia, atau pun tempat tinggalnya.

Utamanya dalam masa pandemic Covid-19 ini, dunia pendidikan sangat merasakan dampaknya dan perlu beradaptasi dengan teknologi dan informasi pendidikan yang terbarukan. Mau tidak mau, semua lapisan unsur pendidikan harus dapat membiasakan diri dengan keadaan hingga keadaan pulih kembali seperti semula. 

Pendidikan di Indonesia memiliki peringkat yang masih rendah apabila dibandingkan dengan negara lain dalam aspek sistem pendidikannya. Terdapat beberapa factor yang menjadi alasan mengapa pendidikan Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain, diantaranya adalah pengaruh kurangnya budaya literasi dalam siswa, mahasiswa atau pun masyarakat umum serta rendahnya kemampuan dalam berpikir kritis.

Menurut Wulanjani dan Anggraeni dalam (Wulanjani & Anggraeni, 2019) menyatakan bahwa di era pendidikan 4.0, minat baca siswa khususnya siswa di level sekolah dasar perlu ditingkatkan. 

Berdasarkan dari kemajuan IPTEK tadi menuntut setiap siswa untuk memiliki kemampuan baca tulis yang lebih, yang tentu saja bertujuan agar siswa memiliki banyak pengetahuan dan wawasan serta kemampuan untuk dapat bersaing seiring dengan perkembangan zaman. 

Menurut data dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah yaitu hanya 0,001% saja, yang berarti dari 1.000 orang  Indonesia, hanya terdapat 1 orang saja yang rajin membaca. Ironi, karena dengan membaca, maka dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, bahkan literasi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia. 

Di masa kini, menurut World Economic Forum, terdapat enam literasi yang perlu dikuasai, yaitu lierasi baca tulis, literasi finansial, literasi numerasi, literasi sains, literasi budaya dan kewargenegaraan, dan terakhir literasi teknologi informasi dan komunikasi atau digital.

Dengan melihat kondisi tersebut, saya melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung literasi di lingkungan sekitar dan di sekolah SMPN 1 Baregbeg, kegiatan tersebut juga merupakan sebuah bentuk kegiatan untuk mendukung program KKN tematik UPI. Berdasarkan dari kegiatan itu, banyak ditemui hal-hal yang menjadi faktor mengapa tingkat literasi Indonesia rendah. 

Salah satunya adalah masih banyak masyarakat yang menganggap aktivitas membaca atau literasi ini sebagai aktivitas untuk menghabiskan waktu, bukan sebagai aktivitas yang mengisi waktu luang sehingga menjadi terbiasa. 

Menurut Hilmi, seorang siswa kelas 9 berpendapat bahwa hal yang menjadikan teman-teman sebayanya malas untuk membaca adalah kurangnya motivasi dari diri sendiri serta tidak tersedianya bahan bacaan di lingkungan sekitar dan sekolah.

Lalu upaya apa saja yang dapat meningkatkan tingkat literasi masyarakat?

Yang pertama adalah kita harus mengingat bahwa tidak ada manusia yang memiliki kebiasaan literat sejak lahir. Kebiasaan literasi harus ditumbuhkan semenjak dini dan dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga, yang kemudian didukung oleh lingkungan yang lebih luas seperti sekolah, pergaulan, dan lingkungan pekerjaan. Upaya lainnya yang dapat dilakukan bersama adalah:

  1. Menyediakan bahan bacaan dengan berbagai macam jenis buku di perpustakaan baik di lingkungan masyarakat setempat atau di sekolah.
  2. Membuat lingkungan literasi nyaman, tertata, indah sehingga pengunjung merasa nyaman dan tertarik untuk datang.
  3. Memperbaiki pola pembelajaran di sekolah, misalnya mengubah dari yang tadinya teacher centered menjadi student centered, maksudnya pembelajaran tidak lagi berpusat pada gurunya melainkan berpusat pada siswa, sehingga siswa lebih banyak untuk menggali informasi melalui aktivitas membaca.
  4. Membatasi diri dalam menggunakan media elektronik seperti gawai. Hal ini juga memerlukan bantuan dari orang tua atau anggota keluarga serta guru.
  5. Membiasakan diri untuk menyukai sebuah buku bacaan yang dimulai dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.

Upaya-upaya di atas perlu dilakukan untuk meningkatkan literasi yang dapat membawa pada kemajuan dan peningkatan sumber daya manusia. Selain itu, kegiatan literasi juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga mudah dalam menganalisis dan memecahkan masalah secara nyata di kehidupan sehari-hari. 

Seseorang tidak akan merasa kesulitan dalam mencari informasi yang valid karena telah terbiasa. Generasi-generasi muda perlu ditanamkan kesadaran diri untuk minat baca guna masa depan bangsa. Kebiasaan membaca itu perlu menjadi  budaya dari bangsa Indonesia.


Referensi

Anisa, A. R., Ipungkarti, A. A., & Saffanah, K. N. Pengaruh Kurangnya Literasi serta Kemampuan dalam Berpikir Kritis yang Masih Rendah dalam Pendidikan di Indonesia. In Current Research in Education: Conference Series Journal (Vol. 1, No. 1). 

Irianto, P. O., & Febrianti, L. Y. (2017, June). Pentingnya penguasaan literasi bagi generasi muda dalam menghadapi MEA. In Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1, No. 1). 

Permatasari, A. (2015). Membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi. 

Rohim, D. C., & Rahmawati, S. (2020). Peran literasi dalam meningkatkan minat baca siswa di sekolah dasar. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, 6(3), 230-237. 

Wulanjani, A. Ni., & Anggraeni, C. W. (2019). Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan Literasi Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar. Proceeding of Biology Education, 3(1), 26--31. https://doi.org/10.21009/pbe.3-1.4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun