Mohon tunggu...
Mohammad Hairil Anwar
Mohammad Hairil Anwar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Sekolah

4 November 2022   10:37 Diperbarui: 4 November 2022   10:42 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan CGP Angkatan 5 SMAN 1 Sumenep

Oleh : Mohammad Hairil Anwar

CGP Angkatan 5 SMAN 1 Sumenep

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Ki Hajar berpendapat bahwa sejak lahir manusia telah memiliki kemerdekaan dalam konteks kemerdekaan berpikir dan mengatur hidupnya. Berangkat dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, maka pendidikan disekolah harus mampu menuntun anak-anak untuk menemukan kebahagiannya. Manusia terlahir dengan segala keunikannya dan potensi yang ada juga berbeda-beda.

Tentu saja sebagai seorang guru, kita harus mampu menuntun murid-murid untuk mengembangkan potensi positifnya agar kelak mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Guru dituntut untuk mampu menginventarisir potensi dari murid-muridnya sehingga nantinya akan bisa menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Disinilah bentuk kemerdekaan belajar akan didapatkan. Pembelajaran yang terlaksana sesuai dengan harapan dan kebutuhan murid.

Sebagai penentu dalam pengambilan keputusan dari pelaksanaan pembelajaran yang berpihak pada murid, seorang guru sudah menempatkan posisinya sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Setelah upaya identifikasi kebutuhan belajar murid dilakukan, maka guru harus mengambil keputusan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan didalam kegiatan atau aktifitas belajar murid di kelas. Guru harus mampu membuat atau melakukan pengambilan keputusan yang tepat, bijaksana, arif dan berpihak pada murid agar posisi guru sebagai pemimpin pembelajaran bisa terlihat kualitasnya. Guru harus mampu menjadi tauladan bagi murid-muridnya karena guru merupakan role model yang nyata dalam pengamatan murid-muridnya.

Guru harus mampu memberikan motivasi prakarsa perubahan budaya positif bagi lingkungannya. Guru harus bisa memainkan peran sebagai panutan bagi tumbuhnya buday positif yang bersumber dari motivasi internal ataupun eksternal. Berdasarkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang berupa Pratap Triloka, guru sebagai pemimpin pembelajaran berada pada posisi sebagai ing ngarsa sung tulada yang artinya guru sebagai pempimpin harus dapat meberikan tauladan yang baik. Guru harus bisa menuntun murid-muridnya dengan pengambilan keputusan yang arif, tepat dan bijaksana.

Proses pengambilan keputusan harus benar-benar memperhatikan nilai yang terkandung dalam guru penggerak yaitu, sikap mandiri, reflektif, kolaboratif, inofatif dan berpihak pada murid. Ketika dihadapkan dalam situasi dan kondisi tertentu, guru sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa memahami permasalahan yang akan di hadapinya. Lingkungan sosial budaya yang ada akan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan. Pada kondisi inilah seorang guru harus mampu mengenali situasi dan kondisi lingkungan sosial-budaya masyarakat sekolah.

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus bisa memetakan aset atau modal sekolah yang kemudian nanti dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan guru penggerak, kita akan mendapatkan pengetahuan baru tentan bagaimana cara mengelola aset atau modal sekolah sebagai sebuah sumber kekuatan dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan dimasa depan. Selama ini kita cenderung  mengembangkan kerangka berpikir yang kurang tepat dalam merumuskan kebijakan sekolah, yaitu dengan menginventarisir kekurangan atau kelemahan sekolah. Sehingga kita hanya fokus pada kekurangan-kekurangan yang ada tanpa mempertimbangkan aset sekolah yang sebenarnya merupakan sumber kekuatan dalam pengembangan pendidikan.

Sebagai salah satu contoh, pada saat ingin melalukan inovasi pembelajaran kita cenderung terjebak pada ketersediaan sarana dan prasarana teknologi pendidikan modern di sekolah kita. Padahal sebenarnya kita bisa mengembangkan potensi sekolah dengan memanfaatkan kekuatan lain di sekolah yaitu misalnya dengan mengembangkan media pembelajaran yang bersumber dari kreatifitas murid untuk mengelola sampah menjadi media pembelajaran. Nilai kekuatan aset berupa murid, guru dan tenaga kependidikan yang kreatif tentu saja akan memudahkan proses pengembangan pendidikan sekolah bila dibandingkan dengan penyediaan fasilitas penunjang pendidikan lainnya namun tidak diiringi dengan modal manusia yang mumpuni. Bentuk pengambilan keputusan di kelas ini merupakan salah satu contoh pengelolaan aset yang ada di dalam kelas.

Dalam kehidupan sekolah, seorang pemimpin bisa memanfaat kekuatan aset sekolah yang berupa keberadaan komite sekolah sebagai salah satu sumber kekuatan pengembangan pendidikan sekolah. Seorang pemimpin atau kepala sekolah bisa memutuskan kebijakan melibatkan wali murid untuk mengembangkan pendidikan di sekolahnya. Keberadaan komite sekolah yang merupakan wujud keterwakilan wali murid bisa menjadi jembatan dalam membangun komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah.

Pada kehidupan masyarakat, seorang pemimpin atau kepala sekolah bisa melihat kondisi sosial-budaya masyarakat disekitar sekolah. Pemanfaatan aset berupa modal lingkungan dan modal politik menjadi salah satu alternatif pilihan dalam upaya pengembangan sekolah. Keberadaan sekolah, seperti sekolah tempat saya mengabdi yang dikelilingi oleh lapangan olahraga milik KONI merupakan salah satu aset yang bisa menunjang pengembangan pendidikan, dimana kita dapat bekerjasama dengan pengurus KONI untuk meminjam beberapa lapangan olahraga yang ada untuk dijadikan sebagai lokasi pembelajaran karena sekolah kita memang belum memiliki lapangan olahraga tersebut akibat keterbatasan lahan. Semua ini bisa terwujud ketika kepala sekolah mampu membuat kebijakan yang tepat dalam merumuskan pengambilan keputusan demi kepentingan kemajuan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun