Mohon tunggu...
Mohammad Hafizh
Mohammad Hafizh Mohon Tunggu... -

-RevivaL- UNJ'13

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai-nilai Olimpisme dalam Kehidupan Masyarakat Global

26 Oktober 2013   05:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum wr.wb

Senang rasanya, saya seperti biasa dapat menjalankan rutinitas mingguan saya mengikuti kuliah olimpisme. Hari itu, Sabtu 19 Oktober 2013, kuliah olimpisme dimulai dengan pemutaran video klip lagu cublak-cublak suweng yang dibawakan oleh 2 orang anak Indonesia. Berbeda dengan video kemarin, sikap seperti ini lah yang seharusnya dijunjung oleh anak-anak Indonesia. Jika generasi mudanya sudah melupakan budayanya sendiri, maka siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan budaya tersebut ?. Kemudian om Jay memberikan sebuah cuplikan gambar, yang berisikan sebuah pemandangan yang sangat ironis. Kesusahpayahan beberapa anak sekolah dasar dalam menempuh perjalanan kesekolahnya. Kejadian yang terjadi didaerah Banten ini justru menimbulkan tanda tanya besar, pertanyaan besar yang terutama tertuju kepada pemipin didaerah tersebut. Semoga kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi di bumi pertiwi kita ini. Amin...

Selanjutnya langsung saja kita masuk ke materi olimpisme pada pertemuan ke 6. Pada pertemuan kali ini kita berkesempatan membahas tentang nilai-nilai olimpisme dalam kehidupan masyarakat global. Globalisasi memiliki banyak pengertian. Globalisasi merupakan proses masuknya segala macam paham-paham baru yang berlangsung dengan sangat cepat. Globalisasi juga dapat berarti perubahan secara menglobal. Menurut dosen kita om Jay, globalisasi adalah kapitalisme gaya baru atau singkatnya perang dunia gaya baru dengan menggunakan ideologi atau paham-paham.

Terjadinya globalisasi ini diusung oleh beberapa indikator, diantaranya adalah :

1.Perkembangan iptek yang begitu cepat.

2.Keterbukaan informasi.

3.Persaingan di berbagai sektor usaha.

4.Pergeseran kultur atau nilai-nilai budaya.

5.Standarisasi kualitas secara menglobal.

Globalisasi sendiri menimbulkan impek bagi kehidupan kita, diantaranya adalah :

1.Modernisasi vs Kesiapan mental masyarakat.

2.Negara “Kuat” = menguasai teknologi dan informasi.

3.Kesenjangan ekonomi dan sosial yang semakin lebar.

4.Adopsi kultur yang berdampak “positif dan negatif”.

5.Tuntutan kompetensi pendidikan.

6.Ketergantungan masyarakat terhadap teknologi.

Impek itu sendiri bagi Indonesia khusunya adalah :

1.Pergeseran orientasi pada negara Barat.

2.Cenderung mejadi negara konsumen.

3.Ketergantungan kepada negara lain, terutama dalam hal pengolahan SDA.

4.Kekalahan persaingan global.

5.Informasi yang mudah didapatkan.

6.Peluang untuk mengenyam pendidikan yang meningkat.

7.Kesadaran terhadap profesionalisme meningkat.

Dari impek-impek tersebut, seharusnya kita segera menyadari kelemahan-kelemahan kita. Maka dari itu, dibutuhkanlah kondisi penyeimbang globalisasi, diantaranya :

1.Kecintaan terhadap budaya nasional masih terasa.

2.Nilai-nilai spiritual masih sangat berpengaruh diseluruh lapisan.

3.Masih bertahannya budaya positif : gotong royong, hormat terhadap orang tua,....

Namun kondisi pendidikan masyarakat  dan usaha yang kurang kondusif menjadikan sebuah tantangan berat dalam globalisasi. Maka dari itu, masyarakat membutuhkan sebuah alternatif nilai-nilai positif untuk membangkitkan semangat dan nilai-nilai olimpisme lah sebagai alternatifnya. Yakni dengan penerapan olympic value 1) Living Respect, 2)Living Excellence, 3)Living Friendship, 4)Living Fairplay.

Demikianlah resume mingguan yang saya buat. Sebelum kelas berakhir om Jay menyempatkan untuk memutarkan sebuah lagu dari Opick yang berjudul Tombo Ati. Sebuah lagu yang mengingatkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah disaat kondisi perasaan kita yang sedang tidak baik. Sekian terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun