Mohon tunggu...
Mohammad Faruq Alpasmawi
Mohammad Faruq Alpasmawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Jendral Achmad Yani

Bukan seorang alim, bukan juga orang bertaqwa dan tidak kuat hafalannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persamaan Syaikh Muhammad Nasiruddin bin al-Haj Nuh al-Albani dengan Jendral Achmad Yani

2 Juli 2024   19:27 Diperbarui: 2 Juli 2024   19:32 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama Lengkap: Muhammad Nasiruddin bin al-Haj Nuh al-Albani
Lahir: 1914 di Shkodra, Albania
Wafat: 2 Oktober 1999 di Amman, Yordania

Latar Belakang dan Keluarga

Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Albani dilahirkan pada tahun 1914 di kota Shkodra, Albania. Ayahnya, al-Haj Nuh Najati, adalah seorang ulama terkenal di wilayah tersebut. Albania pada masa itu sedang mengalami perubahan besar dengan munculnya rezim komunis yang berusaha menghapuskan pengaruh agama. Untuk menghindari tekanan ini dan untuk menjaga praktik keislaman yang benar, keluarga Al-Albani memutuskan untuk pindah ke Damaskus, Suriah, pada tahun 1923.

Di Damaskus, ayahnya terus memberikan pendidikan agama kepada Al-Albani dan adik-adiknya. Ayahnya mendirikan toko kecil sebagai sumber penghidupan, sementara Al-Albani mulai menunjukkan minat yang besar dalam studi agama, terutama hadits. Meskipun Al-Albani tidak mendapatkan pendidikan formal di lembaga pendidikan tertentu, ia belajar melalui bimbingan ayahnya dan para ulama setempat yang memberikan pelajaran di masjid-masjid.

Pendidikan dan Awal Karir

Sejak usia muda, Al-Albani sangat tertarik dengan ilmu hadits. Minatnya ini semakin berkembang ketika ia mengunjungi Perpustakaan Umum Zahiriyah di Damaskus, di mana ia menghabiskan banyak waktu mempelajari dan menyalin manuskrip-manuskrip hadits. Dedikasinya dalam belajar hadits membawanya menjadi salah satu ulama hadits terkemuka di masanya.

Al-Albani memulai karirnya dengan bekerja sebagai tukang kayu dan jam tangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun sibuk dengan pekerjaannya, ia tetap menyisihkan waktu untuk belajar dan menulis. Keahliannya dalam memperbaiki jam tangan menjadi terkenal di Damaskus, tetapi yang lebih penting adalah reputasinya sebagai seorang ulama hadits yang kritis dan berdedikasi.

Kontribusi Ilmiah

Syaikh al-Albani dikenal sebagai salah satu ulama hadits terkemuka abad ke-20. Dedikasinya dalam mempelajari dan mengkritisi hadits membuatnya mendapatkan pengakuan luas. Karya-karya Al-Albani sangat berpengaruh dalam dunia ilmu hadits. Ia menulis lebih dari 200 buku dan artikel yang berfokus pada hadits dan kritik hadits. Beberapa karya terkenalnya antara lain:

  • "Silsilat al-Ahadits as-Sahihah": Kumpulan hadits-hadits sahih yang ia verifikasi.
  • "Silsilat al-Ahadits ad-Da'ifah": Kumpulan hadits-hadits lemah dan palsu yang ia kritisi.
  • "Irwa' al-Ghalil": Verifikasi hadits-hadits yang digunakan dalam buku "Fiqh as-Sunnah".
  • "Tamaam al-Minnah fi Ta'liq 'ala Fiqh as-Sunnah": Ulasan kritis terhadap "Fiqh as-Sunnah" karya Sayyid Sabiq.
  • "Tahdzir as-Sajid min Ittikhadh al-Qubur Masajid": Peringatan terhadap praktik mengubah kuburan menjadi tempat ibadah.

Metodologi Al-Albani dalam kritik hadits sangat ketat. Ia menggunakan pendekatan ilmiah yang mendetail dalam memverifikasi sanad (rantai perawi) dan matan (teks) hadits. Pendekatan ini membantu membersihkan hadits-hadits yang tidak sahih dan menguatkan hadits-hadits yang sahih.

Pandangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun