Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi masyarakat global, termasuk di Indonesia. Kondisi ini sering kali dijuluki "pembunuh diam-diam" karena berkembang tanpa gejala yang jelas, namun dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal. Kelompok lansia merupakan salah satu yang paling rentan terhadap hipertensi, karena perubahan fisiologis yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Lansia berkontribusi besar terhadap angka tersebut karena kondisi degeneratif yang mereka alami. Selain itu, banyak lansia yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi karena kurangnya edukasi dan pemeriksaan rutin. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, hipertensi menjadi salah satu penyebab utama kematian dan penyakit kronis di kalangan lansia. Masalah ini diperburuk oleh gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi garam, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, dan kebiasaan merokok.
Meski dampaknya sangat signifikan, tingkat kesadaran masyarakat terhadap hipertensi masih rendah. Hal ini menuntut adanya intervensi komprehensif yang melibatkan edukasi dan pengelolaan kesehatan. Salah satu contoh implementasi solusi tersebut adalah melalui penyuluhan kesehatan untuk lansia. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman lansia tentang hipertensi, tetapi juga memberdayakan mereka untuk mengambil langkah aktif dalam menjaga kesehatan mereka. Edukasi sebagai Pilar Pencegahan Hipertensi pada Lansia.
Langkah pertama dalam mengatasi hipertensi adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini, terutama pada lansia. Sebuah program inovatif telah dilakukan oleh mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang di Posyandu Kasturi, Desa Klojen, Kota Malang. Penyuluhan tersebut dilakukan dengan pendekatan interaktif untuk memastikan bahwa lansia memahami pentingnya menjaga tekanan darah tetap normal.
Materi Edukasi yang Disampaikan:
- Pemahaman Dasar tentang Hipertensi Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah mencapai atau melebihi 140/90 mmHg. Mahasiswa menjelaskan bahwa hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal jika tidak segera diatasi. Penjelasan ini dibuat sederhana agar dapat diterima dengan baik oleh lansia.
- Faktor Risiko Hipertensi Peserta diajak untuk mengenali faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi, seperti pola makan tinggi garam, stres, kurang aktivitas fisik, obesitas, dan kebiasaan merokok. Dalam sesi ini, mahasiswa memberikan ilustrasi praktis dan contoh dari kehidupan sehari-hari yang relevan dengan kebiasaan para lansia.
- Dampak Jangka Panjang Hipertensi Edukasi juga mencakup penjelasan tentang komplikasi yang dapat timbul akibat hipertensi yang tidak terkontrol, termasuk stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. Dengan memahami risiko ini, lansia diharapkan menjadi lebih termotivasi untuk menjaga kesehatan mereka dan rutin memeriksa tekanan darah.
- Langkah Pencegahan Praktis Lansia diajarkan cara-cara sederhana untuk mencegah hipertensi, seperti mengurangi konsumsi garam (diet DASH), rutin berolahraga ringan seperti berjalan pagi, mengelola stres dengan teknik relaksasi, dan menjaga kualitas tidur yang baik. Lansia juga diajak untuk lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah sebagai bagian dari pola hidup sehat.
Selain penyampaian materi, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi dan bertanya, sehingga suasana lebih interaktif dan personal. Pendekatan ini membantu lansia merasa lebih didengar dan dihargai dalam proses pembelajaran.
Inovasi: Kartu Pengendalian Obat dengan Sistem Magnetik
Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan hipertensi adalah memastikan kepatuhan lansia terhadap jadwal pengobatan. Lansia sering kali lupa atau bingung, terutama jika mereka harus mengonsumsi beberapa jenis obat sekaligus. Untuk mengatasi kendala ini, mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang memperkenalkan inovasi sederhana berupa kartu pengendalian obat dengan sistem magnetik.