Mohon tunggu...
Mohammad Ali Affandy
Mohammad Ali Affandy Mohon Tunggu... Guru - L

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Perjalanan

23 Januari 2024   22:11 Diperbarui: 23 Januari 2024   22:15 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ CATATAN PERJALANAN “

Pagi ini, aku tidak sedang dirumah. Tidak pula berada disekolah. Bebatuan cadas, aroma embun pagi, desiran pasir berbisik, juga hembusan angin yang meraung-raung. Sungguh momen yang teramat sangat luar biasa. seperti yang telah kita semua sepakati, bahwa tanggal 10 November adalah tanggal dimana kita semua memperingati Hari Pahlawan, begitu beruntungnya ku pada saat itu.

Kegiatan ini digagas oleh Organisasi Pecinta Alam “Nusantara Bhakti” SMAN 1 Prajekan.

Kamis, 08/11/18. Bertepatan pada hari dimana sebuah tekad kita menjadi satu. Kesepakatan bersama untuk melampaui batas diri, menjejak langkah demi langkah, menghalau rimbun dedaunan, hingga akhirnya sampai pada tempat yang kita sebut atap sebuah daratan.

Petualangan dimulai, keril-keril besar mulai disusun diatas mobil angkutan. Hari itu sepertinya cuaca kurang bersahabat. Tak menghiraukan itu, mobilpun tetap berjalan. Sesampai di BaseCamp (Pesanggrahan Pendaki, Kec.Sumber Wringin), pakaian yang kita kenakan sedikit basah terkena rintik hujan yang jatuh di tengah perjalanan. Anggap aja siraman penyambutan. “hal yang semacam ini tidak akan mematahkan semangatku” begitu pikirku sambil menatap kearah langit. setelah menyelesaikan semua adminisrasi, termasuk SIMAKSI (surat ijin masuk kawasan konservasi) kita bermalam di BaseCamp dan mulai treking esok di pagi buta. 

****

Jumat,09/11/18. Seusai sholat subuh terlihat keramaian yang ternyata itu sebuah pasar, aku menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan tambahan. termasuk sayuran dan buah-buahan. Perjalanan awal ditempuh dengan ojek motor. Sepanjang perjalanan kita melewati sawah dan ladang penduduk sekitar, yang semakin lama berubah jadi deretan hutan. Selang 30 menit kemudian, kita tiba di pondok motor. Sedikit berbincang, berdo’a & ucapan salam lalu melanjutkan perjalanan treking.

Kita mulai memasuki hutan tropis dataran rendah, sesekali melewati hamparan ilalang yang menambah kesan indah perjalanan ini. Canda tawa selalu hadir diatara kita, hal yang membuatku tak terasa lelah meskipun keringat bercucuran. Perbincangan demi perbincangan dengan satu topik ke topik lainnya, perdebatan kecil hingga obrolan yang menuju kearah kekonyolan. bagiku itu merupakan momen tersendiri yang tidak akan mungkin aku lupakan.

Akhirnya setelah empat jam lebih perjalanan, kita pun tiba di Pondok Sumur. Setelah melewati Pondok Sumur jalur trekking terasa lumayan cukup berat. Sering kali kita berhenti sejenak untuk melemaskan otot-otot yang dirasa tegang. Akupun merasa pakaian yang ku gunakan terasa basah, entah dari suhu yang dingin atau memang dari keringat tubuhku terus bercucuran. Sesekali aku memegang dahan-dahan kecil guna meringankan beban pada kakiku, hal itu menambah kesan terjal di jalur ini. Menit demi menit pun berlalu, akhirnya kita sampai di Pondok Tonyok meskipun tibanya tidak bebarengan.

Kanan-kiri sepanjang jalur Pondok Tonyok – Pondok Demit sudah terlihat kabut yang kian menebal. Juga, ditandai dengan tumbuhnya bunga Anaphalis Javanica yang popular dengan sebutan bunga edelweiss. Tanaman yang biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian diatas 2000 Mdpl, bunga ini juga akrab dengan sebutan “bunga abadi” karena terdapat hormon yang dapat mencegah kerontokan pada kelopak bunganya dan konon bunganya dapat mekar selama 10 tahun. Mengetahui hal tersebut tak lupa aku menyempatkan untuk berfoto mengabadikan momen langka itu. “Ingat, bunga tersebut dilindungi Undang-Undang. Jadi, sangat tidak disarankan memetik dan membawanya pulang”.

Perjalanan Pondok Demit - Pondok Mayit. Kabut kian menebal disertai udara dingin yang menusuk. mentaripun mulai menuju peraduannya. Kita harus bergegas, jangan sampai hari sudah petang sementara kita masih diperjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun