SEMARANG. Â - Anggota Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram dari Rumah 14 (KKN-MIT DR 14) Kelompok 48 menggelar Â
seminar via web atau webinar moderasi agama yang berlokasikan di posko 48 Cepoko, Gunungpati, Kamis (21/07/2022).Â
Koordinator KKN-MIT DR 14 Kelompok 48 UIN Walisongo, Akhmad Mi'roj Fathoni, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud dalam memberikan edukasi mengenai kerukunan umat beragama dalam masyarakat.
"Webinar ini kami selenggarakan demi mengedukasi warga umat beragama untuk merawat kerukunan dan keutuhan NKRI, oleh karena itu kami mengangkat judul webinar Merawat Kerukunan Untuk Harmoni Umat Beragama," tuturnya.
Fathoni menjelaskan bahwa kegiatan seminar ini diselenggarakan secara daring dengan tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menjangkau partisipan yang lebih luas.
"Seminar ini sengaja kami selenggarakan secara daring agar mudah dijangkau oleh banyak kalangan, harapannya partisipan yang berkeinginan mengikuti seminar namun berada di luar daerah mampu dengan mudah mengaksesnya, selain itu tujuan utama kami tentu untuk merawat kerukunan umat beragama oleh karena itu kami tidak membatasi partisipan yang akan hadir, terutama dari segi SARA," ungkapnya.Â
Ia menambahkan bahwa webinar moderasi beragama ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya.
"Webinar moderasi beragama yang kami selenggarakan menghadirkan narasumber yang memang ahli di bidangnya, yaitu ibu Dr. Kurnia Muhajarah, M.S.I yang merupakan seorang dosen UIN Walisongo Semarang dan mengampu mata kuliah moderasi bergama, alasannya kami bertujuan untuk memberikan seminar yang berkualitas," tambahnya.
Alif selaku salah satu partisipan, mengaku puas dan senang atas webinar moderasi beragama yang telah diselenggarakan oleh kelompok 48 KKN UIN Walisongo Semarang, karena dengan acara ini ia mampu berdiskusi mengenai batasan batasan dalam toleransi.Â
"Webinar ini luar biasa karena didalamny membahas beberapa hal yang mungkin akan memunculkan kebencian diantara umat beragama namun tentunya pencerahan dari narasumber mampu menjelaskan dan meluruskan kesalahpahaman kami sebagai partisipan, diskusi yang dihadirkan tidak kalah menarik karna selain untuk merawat kerukunan kami sebagai partisipan tetap diarahkan untuk mengetahui batasan batasan dalam toleransi antar umat beragama," pungkasnya.