Bagaimana kabarmu? Masihkah terlena dengan masa lalu?
Sepertinya kamu bertambah cantik, menjadi lebih kuat dan mandiri. Senang rasanya melihatmu seperti ini.
Apa kamu masih mendengarkan lagu kita? Masih suka membaca berulang-ulang buku favorit kita?
Asumsiku mungkin tidak. Karena tiap aku melakukan itu, rasa sesak dan penyesalan selalu datang.
Tanpa permisi, sekeras apapun aku mengusir ia seperti enggan untuk pergi. Sekuat itu kenanganku tentangmu.
Jujur saja, aku rindu senyum teduh-mu. Setiap mengingatnya, seakan-akan diriku merasa hangat.
Walaupun hujan sering turun akhir-akhir ini. Dingin menusuk tanpa ampun.
Namun persis seperti dirimu, sederhana dan tanpa kerumitan. Senyum-mu mampu menghangatkan.
Sampai jumpa lagi di persimpangan, semoga semesta menyediakan kenyataan yang membahagiakan.
Untuk kita yang selalu memanjatkan harapan, sambil berharap keadaan akan mewujudkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H