Berakting semuanya baik-baik saja. Namun itu hanyalah kedok menutup luka.
Pisah baik-baik katamu, tapi nyatanya sampai sekarang luka itu seakan tetap basah dan perih rasanya.
Oh Rindu...
Tetap saja, entah kenapa rindu ini tetap menuju kepadamu. Hati ini, selalu lupa bahwa pernah terluka, begitu dalam sampai sulit sembuh.
Rindu ini sengaja kusenyapkan, karena walau bagaimanapun pasti ia akan tersampaikan.
Logika seringkali berbanding terbalik dengan perasaan. Seakan berkata, "Lupakan dia yang pernah membuatmu seakan mau mati!"
Aku tahu logika sebenarnya berusaha melindungi dari luka. Tapi entah kenapa, semua yang melibatkan hati selalu saja akan berakhir dengan luka.
Semua yang melibatkan emosi berakhir cedera, seringkali bagi kedua belah pihak. Tapi suatu hari nanti mungkin aku bisa jatuh cinta lagi.
Mungkin tidak denganmu, tapi aku rasa sekarang-sekarang ini aku memilih untuk tidak dulu.
Menyembuhkan luka tak kasat mata sulit sekali rasanya bagiku. Karena aku waktu itu mencintaimu dengan sangat, mungkin sampai sekarang.
Kuharap kamu menemukan penggantiku, tapi jangan berharap ia bisa mencintaimu sebagaimana aku.