Kali ini saya mendukung JK yang hendak "menertibkan" penggunaan loudspeaker yang berlebihan di rumah ibadah. Dukungan saya itu berbentuk puisi seperti di bawah ini
BISIKAN TANPA BUNYI
Â
heran
suara lolongan dari mimbar yang terhormat itu
sama sekali tak kudengar
mungkin karena terlalu keras memekak
atau suara itu telah menjelma rutin yang merampas minat
atau karena aku kini benar-benar telah tuli
Â
kukorek lubang telingaku jauh ke dalam
jangan-jangan ada batu yang membuntu, harus aku cukil
tapi sampai tembus lubang telinga yang satu
aku tetap tak mampu mendengar
Â
aku kesal
kupotong dua daun telingaku
aku tak lagi butuh telinga, gumanku
Â
tapi aneh
tanpa telinga
aku mendengar berdesir-desir bisikan
jernih tanpa gema
lembut penuh wibawa
Â
aku bertanya,
dari mana suara itu kudengar
lewat apa aku mendengar
Â
itukah bisikan tanpa suara, tanpa aksara
Â
Mohammad Nurfatoni
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H