Mohon tunggu...
Mohamad Ikhwanuddin
Mohamad Ikhwanuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Anak Kolong

Menulislah, karena tulisanmu adalah karyamu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran dari Cerita Rakyat Batu Menangis

10 Januari 2021   23:07 Diperbarui: 10 Januari 2021   23:16 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Paragram.id

Oleh: Mohamad Ikhwanuddin

Cerita rakyat  adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau. Umumnya cerita rakyat menceritakan mengenai suatu kejadian pada suatu tempat atau asal-usul suatu tempat. Namun yang penting untuk diceritakan pada anak-anak Zaman Now adalah akhir dari setiap cerita rakyat "Yang Baik  Akan Menang  dan Yang Jahat Akan Kalah". Yang Rajin Akan Sukses dan Yang Malas Akan Gagal".

Salah satu cerita yang banyak mengandung pelajaran dan hikmah adalah cerita batu menangis yang berasal dan berkembang dari Kalimantan Barat. Cerita ini menggambarkan seorang anak gadis yang durhaka dengan tidak mengakui ibunya sebagai orang tua kandung bahkan menganggapnya sebagai pembantunya.

Cerita ini dimulai dengan seorang gadis cantik dan ibunya yang janda tinggal di sebuah desa. Namun sangat disayangkan wajah cantik anaknya tidak berbanding lurus dengan sifatnya. Sifatnya sangat buruk. Gadis itu sangat malas, semua keinginannya harus dipenuhi meskipun dia tahu ibunya sendirian bekerja dengan membanting tulang hanya untuk memenuhi keinginan anak gadisnya.

Sifat buruk yang dilakukan anak terhadap ibunya tidak membuatnya marah dan sakit hati. Meskipun itu dilakukan berulang kali, namun ibunya sabar menerima cobaan ini dan mencoba memahami mengapa anaknya berbuat demikian kepada ibunya. Tidak lupa setiap malam ibunya selalu berdoa agar sifat buruk anaknya segera berubah.

Akan tetapi sifat buruk anaknya bukan berubah namun semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari ketika sedang berbelanja di pasar, setiap orang yang memandang anak gadisnya akan terpesona kecantikan. Bukan hanya anak muda saja yang terpesona, bahkan orangtua pun akan terpesona melihat kecantikannya.

Ketika sedang asik berbalanja, ada seorang pemuda menghampiri anak gadisnya. Setelah berkenalan pemuda tersebut menanyakan siapa yang sedang bersamamu. Bukannya anak gadis itu memperkenalkan yang disebelah adalah ibunya kepada pemuda tersebut, tapi mengatakan bahwa yang bersamanya adalah pembantu.

Mendengar kata tersebut ibunya meneteskan air mata, namun tetap berusaha memaafkan kekhilafan anaknya. Namun bukannya anak gadis tersebut meminta maaf kepada ibunya, tetapi sepanjang perjalanan setiap pemuda yang berkenalan dengannya mengatakan bahwa ibunya diperkenalkan sebagai pembantunya.

Sabar ada batasnya, demikian pula kesabaran Ibu terhadap anak kandungnya juga ada batasnya. Ibunya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu mengalah dan mencoba memahami sifat anaknya namun akhirnya tidak bisa dibendung lagi sakit hati dan kecewa yang terpendam. Dengan perasaan sangat kecewa dan hati yang terluka ibunya memohon kepada Tuhan untuk menghukum anaknya yang durhaka.

Doa sang ibu pun dikabulkan. Tak lama setelah itu, badan gadis cantik tersebut perlahan-lahan menjadi mengeras menjadi batu. Dengan sangat menyesal gadis itu menangis dan memohon ampun. Namun sayang semuanya sudah terlanjur, permohonan maaf tersebut sudah tidak berguna dan akhirnya anak gadis cantik itu tetap menjadi batu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun